Sabtu, 9 Maret 2013
Tidak Layak Menghakimi
Jono mengenal seorang pria yang tidak pernah dianggap
sahabat keluarga mereka dan sedang menderita kanker tenggorokan . Pada mulanya
dia menganggap itu sudah karma pria tersebut karena dia tidak hanya peminum
alkohol tetapi juga pemboros makanan. Teman-temannya ingat dia pernah memesan
makanan yang banyak, kemudian berkata tidak apa-apa jika tidak bisa dihabiskan,
dikunyah saja dan dibuang. Akhirnya tak lama kemudian dia meninggal.
“ Lau Mu, berkenanlah menerima pertobatanku. Mengapa tak
pernah tergerak hati ini oleh penderitaan dan ketakutan seorang anak-Mu yang
sekarat. Mengapa aku justru menganggap kanker itu justru layak diterimanya.
Mengapa aku menghakimi……, doanya dalam khousou di suatu malam.
Kita tentu pernah jatuh dalam kesalahan menghakimi orang
lain dengan ukuran kita. Tetapi jangan pernah terlambat untuk bertobat. Hanya
Dia yang Maha Adil, layak menghakimi.
“ Kesempurnaan apa yang dimiliki manusia
sehingga dia berani
menilai sesamanya……
Lau Mu yang baik,
janganlah kami berbuat jahat
dengan menghakimi
sesama.’’
***
No comments:
Post a Comment