Terima Kasih Mama,
Terima Kasih Lau Mu

Kasih dan
perhatian mama begitu besar, kasih mama mengalahkan segala macam keegoisan.
Ketika kami sakit, mama terus mengkhawatirkan kami. Mama selalu menjaga kami,
saat melihat kami sehat, hati mama begitu bahagia. Ketika saya duduk di kelas 3
SMP, saya jatuh sakit dan diopname di rumah sakit. Saat perjalanan menuju ke
rumah sakit, mama memeluk saya, mama menangis. Hati saya sangat sedih saat
melihat air mata mama yang jatuh di pipinya, saya menghapus air mata mama dan
saya berkata, “Ma…..jangan menangis !’’. Saat sampai di rumah sakit, saya tak
sadarkan diri selama satu hari. Saat saya sadar, wajah pertama kali yang saya
lihat adalah mama. Saya melihat mama menangis, dalam hati saya berkata,” Saya
berjanji akan membuat mama bahagia, saya tidak akan lagi membuat mama menangis,
saya pasti akan segera sehat kembali’’.
Pada tahun
2000, mama saya terkena kanker, saat itu mama tidak ingin kami tahu. Mama
menyembunyikan penyakitnya itu. Sampai suatu hari penyakit itu benar-benar tak
bisa ditahan lagi, akhirnya kami pun mengetahuinya. Saat itu kami sangat sedih
mendengar kabar tersebut. Saya menangis, saya tak ingin kehilangan mama, saya
bersujud dan memohon pada Lau Mu, semoga mama dapat cepat sembuh, biar nyawa
saya saja yang Lau Mu ambil. Namun wajah mama sama sekali tak memancarkan
kesakitan. Mama tidak pernah mengeluh, mama selalu berusaha melawan penyakit
tersebut. Mama mengikuti apa yang dokter sarankan. Minum obat dan banyak
istirahat, semua mama lakukan demi kesembuhannya, mama tak mau kami sedih dan
menangis.
Suatu
malam, kami sekeluarga ke vihara bersujud memohon kekuatan Lau Mu dan Mi Le Fo
agar mama dapat melewati penyakit ini dan memohon sakit mama segera
disembuhkan. Mama tak pernah berhenti berjuang melawan sakit, mama juga belajar
bervegetarian agar karma yang dating menagih, dapat terimpaskan. Hati mama
sangat kuat, satu hal yang saya banggakan dari mama adalah ketegarannya dalam
menghadapi penyakit yang mematikan ini. Mama tak pernah mengeluh sedikitpun.
Semua yang terjadi, mama serahkan pada pengaturan Lau Mu. Perjuangan dan
ketegaran mama tidaklah sia-sia. Xie-xie Lau Mu ci bei, akhirnya mama dapat
disembuhkan tanpa penanganan dokter secara khusus. Semua ini berkat doa mama
yang tulus.
Sungguh
besar kasih Lau Mu. Mama berjuang dan berkorban demi kebahagiaan kami, mama tak
mau melihat kami sedih. Mama selalu memberikan yang terbaik kepada kami. Terima
kasih mama, budi bajik mama tak sanggup saya balas. Hanya terus berjuang dan
berkorban agar engkau bahagia, yang dapat saya persembahkan. Saya tak akan
mengecewakan semua jerih payah dan perjuanganmu mama. Terima kasih mama. Saya
mungkin tak dapat memberikan rumah yang mewah untukmu tinggal di hari tuamu
kelak, serta harta yang melimpah, tapi saya akan berusaha berjuang membina
ketuhanan dengan baik agar engkau juga mendapatkan kedudukan yang mulia di
nirvana kelak.
Terima kasih mama…. Terima kasih Lau Mu…….
:) Bagaimana menurut Anda ? Senang sekali jika Anda mau berbagi pendapat dengan saya disini.
ReplyDelete