March 5, 2013

~ Gladiator ~



Minggu, 3 Maret 2013

Gladiator

“ Kebenaran Tuhan ada di dalam diriku. Berjuanglah, berjuanglah hingga hati nurani terpancar keluar.’’

         Apa yang ada dalam benak manusia di masa depan ketika mengetahui bagaimana nenek moyangnya saling menggasak di gelanggang tinju sambil ditonton oleh orang-orang yang antusias bertepuk tangan. Manusia saling menjotos sampai biru legam dan bukannya dilarang tapi malah disoraki dan dibayar. 



        Menyaksikan kegairahan penonton dari orang tua, dewasa, juga anak-anak, tak salah jika kita ingin menarik kesimpulan bahwa kekerasan dan agresi adalah bagian dari gen manusia. Tapi bibit ilahi yang ditiupkan Lau Mu ke dalam diri kita semua tidak pernah mengizinkan kita untuk menerima maupun melakukan kekerasan dalam bentuk apapun. Itulah sebabnya mengapa jika diselami mendalam kita bisa menderita secara nuraniah.


       Kita hidup di dunia tetapi kita bukan bagian dari dunia. Apa yang disambut dunia dengan gegap gempita dan kegembiraan tidak selamanya adalah kebenaran yang harus diterima setiap orang. Sebagai Pembina ketuhanan, adalah panggilan kewajiban kita untuk terlebih dahulu menyaringnya melalui filter hati nurani. Hati nurani adalah suara Lau Mu dalam diri kita. Jalan untuk mendekati Lau Mu adalah senantiasa kembali kepada pertimbangan nurani dan tidak menjadikan dunia sebagai ukuran. 


“ Terpujilah Lau Mu, Bunda segala makhluk

  Engkau mahaluhur dan indah dalam kasih

  Engkau mengemanasi Diri dalam kami

  Oh Hati Nurani, sungguh agung ada-Mu.’’

No comments:

Post a Comment