Minggu, 3 Maret 2013
Gladiator
“ Kebenaran Tuhan ada di dalam diriku. Berjuanglah,
berjuanglah hingga hati nurani terpancar keluar.’’
Apa yang ada dalam benak manusia di masa depan ketika
mengetahui bagaimana nenek moyangnya saling menggasak di gelanggang tinju
sambil ditonton oleh orang-orang yang antusias bertepuk tangan. Manusia saling
menjotos sampai biru legam dan bukannya dilarang tapi malah disoraki dan
dibayar.
Menyaksikan kegairahan penonton dari orang tua, dewasa, juga anak-anak, tak salah jika kita ingin menarik kesimpulan bahwa kekerasan dan agresi adalah bagian dari gen manusia. Tapi bibit ilahi yang ditiupkan Lau Mu ke dalam diri kita semua tidak pernah mengizinkan kita untuk menerima maupun melakukan kekerasan dalam bentuk apapun. Itulah sebabnya mengapa jika diselami mendalam kita bisa menderita secara nuraniah.
Kita hidup di dunia tetapi kita bukan bagian dari dunia. Apa
yang disambut dunia dengan gegap gempita dan kegembiraan tidak selamanya adalah
kebenaran yang harus diterima setiap orang. Sebagai Pembina ketuhanan, adalah
panggilan kewajiban kita untuk terlebih dahulu menyaringnya melalui filter hati
nurani. Hati nurani adalah suara Lau Mu dalam diri kita. Jalan untuk mendekati
Lau Mu adalah senantiasa kembali kepada pertimbangan nurani dan tidak
menjadikan dunia sebagai ukuran.
“ Terpujilah Lau Mu, Bunda segala makhluk
Engkau mahaluhur dan
indah dalam kasih
Engkau mengemanasi
Diri dalam kami
Oh Hati Nurani,
sungguh agung ada-Mu.’’
No comments:
Post a Comment