April 2, 2019

Masalah dan Cobaan



Salam Maitreya,


Hidup di dunia tak lepas dari cobaan dan permasalahan. Ketika dihadapkan pada kondisi yang nyaris membuat depresi dan putus asa, tentu mendekatkan diri kepada Buddha Maitreya melalui doa dan persujudan adalah jalan yang terbaik di dalam upaya mencari solusi dan ketenangan hati.

Sebetulnya tak ada bahasa ataupun kata-kata yang paling amburadul sekalipun yang tak akan dipahami Buddha Maitreya. Sebab Buddha Maitreya melampaui segala batasan bahasa, aksara maupun ekspresi. Sekalipun disampaikan dengan bahasa atau kalimat yang tersusun begitu indah dan puitis Iayaknya seorang sastrawan, tetapi kalau tidak diikuti ketulusan hati maka doa permohonan dan persujudan yang dilakukan akan sia-sia dan sulit mendapat jawaban yang diharapkan.


Sebaliknya kendati dengan kata-kata atau bahasa yang biasa saja dan latar belakang pendidikan yang tidak memadai atau pas-pasan, namun ada ketulusan hati dan keimanan sejati di balik doa permohonan yang dipanjatkan dan setiap persujudan yang dilakukan niscaya akan diberkati dan terkabul sesuai harapan.

Yakin bahwa Buddha Maitreya akan memberi kemukjizatan dan percaya Buddha Maitreya adalah Juru Selamat yang akan membawa pengharapan ke arah yang lebih baik itulah kunci utama di dalam bersujud memanjatkan doa permohonan.

Ada anggapan yang keliru bahwa bersujud memohon sesuatu kepada Buddha Maitreya cukup dilakukan sekali saja dengan beberapa ratus sujudan lantas selesai dan hanya tinggal menanti-nanti jawaban saja tanpa diikuti usaha yang kontinu dan konsisten. Padahal persujudan yang tidak dilakukan secara maksimal alias tidak kontinu dan konsisten akankah mendapat hasil yang memuaskan dan diberkati?

Bukankah yang ingin dilihat Buddha Maitreya hanyalah seberapa besar ketulusan hati kita dan sebatas mana usaha yang dilakukan demi sebuah permohonan yang dipanjatkan? Kalau hanya bersujud sekali saja lalu berharap ada jawaban dan kemukjizatan, mungkinkah itu?

Ketika bersujud memohon kepada Buddha Maitreya, seringkali kita terlalu tercekat pada kemauan diri dan berusaha memaksakan kehendak demi dikabulkan sesuai harapan ataupun keinginan kita. Berharap sembuh lantas harus disembuhkan, berharap dipanjangkan usia lalu harus hidup selamanya. Padahal doa yang terbaik dan bebas dari ketercekatan adalah menyerahkan segalanya ke tangan Buddha Maitreya.

Kita boleh berharap dan memohon, tetapi hasil akhirnya biarlah pasrah berserah diri kepada Buddha Maitreya. Buddha Maitreya selalu tahu yang terbaik untuk kita. Apa yang kita anggap baik belum tentu yang terbaik untuk kita. Sebaliknya apa yang kita anggap tidak baik kadang justru yang terbaik untuk kita.

Meski sebuah cobaan atau masalah bagi kita adalah buruk dan berat tetapi selalu ada hikmah indah yang tersimpan di baliknya. Pasrah berserah diri kepada Buddha Maitreya adalah jalan yang terbaik.

Sesungguhnya doa dan persujudan yang termulia adalah ketika dibarengi dengan upaya bertobat dan memperbaiki diri. Bukan memohon tetapi bertobat. Bukankah kita hanyalah insan fana yang diliputi banyak kesalahan dan dosa karma?


Ketika bersujud memohon kepada Buddha Maitreya
seringkali kita terlalu tercekat pada kemauan diri
dan berusaha memaksakan kehendak demi dikabulkan
 sesuai harapan ataupun keinginan kita.

Seringkali ketidaklancaran dan cobaan yang datang merupakan buah dari perbuatan atau karma yang telah dilakukan. Ketika mampu bertobat di dalam setiap doa persujudan yang diikuti upaya perbaikan diri, niscaya doa permohonan yang dipanjatkan akan terkabul dan diberkati.

Seringkali kita menganggap doa yang dipanjatkan tak pernah mendapat respon ataupun jawaban. Padahal kalau kita jeli dan arif mengamati apa yang terjadi di sekeIiIing kita, sebetulnya doa permohonan yang dipanjatkan itu sudah terjawab melalui orang-orang yang berada di sekeliling kita ataupun peristiwa yang terjadi di depan mata kita.

Sayangnya kita terlalu lengah sehingga luput menginsafi setiap jawaban yang telah diberikan Buddha Maitreya kepada kita. Singkatnya, tak ada doa permohonan yang tak didengar dan tak ada persujudan yang tak akan diterima asalkan dilakukan secara kontinu disertai niat untuk bertobat memperbaiki diri, terutama dengan ketulusan hati dan keimanan sejati kepada Buddha Maitreya.

Jadi jangan pernah putus asa di dalam bersujud dan teruslah berjuang menjadi cucu murid Buddha Maitreya yang diberkati.

Kasih Maitreya bersamamu !


 (Source : Majalah Buddha Maitreya 2 )

No comments:

Post a Comment