June 20, 2014

~ Mencari di Dalam Diri ~


Kalau ilmuwan sedunia harus menghabiskan sebagian besar hidup mereka demi sebuah penemuan baru, maka
Maha Sesepuh Gautama Hardjono di dalam meniti perjalanan pembinaannya telah menemukan dan menginsyafi makna di balik cerita Shi Yu Ci atau yang terkenal dengan nama "Perjalanan ke Dunia Barat" (Journey to the West).

Tokoh Sun Go Khong di dalam cerita tersebut telah menjadi semacam sosok legenda yang teramat dikagumi oleh setiap pembaca baik tua maupun muda. Sun Go Khong berarti si 'sunya' (Kong) yang mengartikan betapa kesunyataan memegang peranan penting di dalam pembinaan diri. Sunya adalah kekuatan Samadhi yang mendiami samudra jiwa setiap insan pembina.

Sementara Tong Sam Cong adalah sosok yang melambangkan insan pembina yang masih labil dan mudah tertipu. Maka selain kekuatan Pat Kai (yang berkaitan dengan sila), ia masih teramat membutuhkan kekuatan Sun Go Khong (Samadhi). Karena di dalam diri setiap insan terdapat tujuh perangai dan enam nafsu yaitu senang-murka, sedih-gembira, suka-benci, dan rasa takut yang termasuk dalam tujuh perangai. Sementara enam nafsu adalah gejolak-gejolak yang dibangkitkan mata, telinga, mulut, hidung, pikiran, dan tubuh.

Hampir dapat dipastikan sumber tumimbal lahir selama ini adalah karena kita senantiasa dikontrol oleh tujuh perangai-enam nafsu ini. Terlalu senang-murka, sedih- gembira, suka-benci , dan rasa takut dapat menjadikan hidup manusia jatuh ke dalam kritis kesehatan yang tanpa disadari dan pasti telah mempengaruhi daya tahan pada detak jantung dan perpecahan sel-sel darah yang sehari demi sehari akan menggiring manusia ke ambang kuburan. Terusiknya ketentraman tujuh perangai tersebut terkait erat dengan terlalu bebasnya keenam indera melanglang buana bersama tubuh darah daging ini. Ketika sang mata mulai melirik keindahan luar, telinga mendengarkan seliweran isu dan gosip, mulut usil pun mulai berkomat-kamit tak tentu arah bahkan dibantu dengan sensori hidung, malah melahap semua bentuk kehidupan ke dalam perutnya. Sementara itu dengan kekuatan daya pikir yang aneh dan tidak-tidak akhirnya malah menggiring badan ini tak henti- hentinya membangun gudang dosa. 

Maka itu, sekaranglah saatnya untuk memanggil pulang Sun Go Khong yang telah begitu jauh meninggalkan diri kita. Tetapi untuk memanggilnya -tidak perlu mencari keluar, hanya dengan memejamkan kedua bola mata, maka seketika ia akan bersatu di dalam diri kita. Ternyata Suei Lien Tong atau Goa Air Terjun persemayaman Sun Go Khong memiliki rahasia yang tidak kita sadari selama ini. Cobalah perhatikan kedua bola mata kita, bukankah ada cairan air mata yang senantiasa membasahi permukaannya sehingga menyerupai Sebuah lapisan air terjun"? itulah artinya Suei Lien Tong. Tutup kedua bola mata, lalu heningkan seluruh jiwa ke dalam satu titik sentral maka semua godaan yang sedang berkecamuk didalamnya akan buyar seketika. Hal ini harus kita praktikan terutama pada saat berbakti puja, Kekuatan baktipuja begitu luar biasa bagi mereka yang telah mampu menginsyafinya.

Jadi jika dalam hidup kita bisa menginsafi diri yang sunya, yaitu nurani yang ada dalam diri maka kasih dan kebijaksanaan akan tepancar dari dalam diri. Tujuh perangai dan enam nafsu pun akan menjadi tujuh perangai Sang Pengasih dan Enam Nafsu Sang Pengasih. Semua perangai dan nafsu yang dimiliki badan dasar ini tidak lagi untuk memuaskan jasmani dan ego dalam diri, tetapi sifat dasar ini justru dikembangkan untuk membangun kebaikan bagi umat manusia. 

Karena itu dalam membina, carilah ke dalam diri. Jangan cari di luar diri. Temukan sunya dalam diri dan kembangkan sila dalam perilaku, maka hidup akan menjadi indah dan bermakna.

***


(Pernah dimuat di Majalah Cahaya Maitri edisi 26 ) 

No comments:

Post a Comment