Keluarga yang rukun
dan harmonis adalah harapan dari setiap keluarga. Namun membangun keluarga yang harmonis, bukanlah
semudah membalikkan telapak tangan. Dua insan manusia yang berbeda dalam banyak
hal, kini disatukan untuk membangun sebuah keluarga. Sering percekcokan terjadi
hanya karena masalah yang sepele, yang satu merasa tak dihormati sebagai kepala
keluarga, yang satu merasa direndahkan.
Kedudukan suami atau
istri dalam keluarga, bukanlah sekedar suami atau istri bagi pasangannya, tapi
jadilah ayah atau ibu, saudara, sahabat, dan guru bagi pasangan Anda.
Ayah dan ibu adalah
sosok yang sangat kita hormati karena ayah dan ibu selalu mengasihi anak-
anaknya. Saat anaknya sakit, orang tualah yang paling kuatir, saat anaknya
menghadapi kemalangan maka orang tualah yang paling sedih, saat anaknya
mendapatkan kesuksesan, maka orang tualah yang paling berbahagia. Ayah dan ibu, memberi tiada
pamrih, mengasihi tiada keluhan, membimbing dan menasehati tanpa pantang
menyerah. Sebagai suami, jadilah seperti ayah bagi pasangan Anda. Sosok seorang
ayah adalah sosok pengayom, maka jadilah pengayom
bagi pasangan Anda. Pasangan Anda akan merasa tenang bersama Anda karena sikap yang mengayomi dan
melindungi Anda. Sebagai istri, jadilah seperti ibu bagi pasangan Anda, yang
penuh perhatian dan kasih. Sosok ibu penuh dengan kelembutan dan kesabaran,
tenang dan tegar. Pasangan Anda akan nyaman bersama
Anda karena sikap Anda yang tenang, sabar, dan lembut. Seperti seorang ibu yang
menghadapi kesulitan rumah tangga dengan ketabahan, tentu akan membuat suami
pun akan kembali semangat menghadapi setiap kesulitannya.
Sebagai istri, saat
suami Anda pulang, sambut dengan hangat dan senyuman, suguhkan minuman yang
terbaik yang dimiliki untuk suami Anda . Sapalah dengan kata-kata yang hangat
dan menyejukkan. Suami sudah capek pulang dari kerja,
jangan dibebani dengan berbagai permasalahan rumah tangga. Carilah situasi yang
lebih santai, jika Anda
ingin mendiskusikan masalah rumah tangga atau masalah anak kepada suami.
Seorang sahabat menceritakan bahwa
sampai sekarang dia selalu memakaikan kaos kaki dan sepatu suaminya sebelum
suaminya berangkat ke kantor.
Dan itu dia lakukan hingga sekarang usia perkawinan mereka sudah belasan tahun.
Dia lakukan itu dengan
ikhlas dan tulus, sebagai wujud kasih kepada suaminya. Seperti kasih seorang
ibu yang terus lestari kepada
anaknya.
Sebagai suami juga
harus demikian. Menyambut istri yang baru pulang dari pasar dengan senyuman.
Lihatlah istri Anda begitu sangat lelah melahirkan dan mengurus anak-anak
kalian berdua,ada istri yang juga harus membantu kerja, jaga
toko, dan sebagainya. Jadi kasihi istri seperti seorang ayah mengasihi anaknya,
sebuah kasih yang tak pernah luntur oleh waktu dan usia. Suami istri yang
menjadi ayah atau ibu bagi pasangannya akan saling mengasihi, saling memberi tiada
pamrih, saling mendukung, dan saling membimbing. Suka duka dilewati bersama
dengan penuh semangat.
2. Jadilah saudara
bagi pasangan Anda
Sesama saudara
seharusnya saling menghormati dan mengasihi. Teringat kata-kata YS Hao Ci Da Di
bahwa
sesama saudara
haruslah rukun dan harmonis. Sikap rukun dan harmonis akan tercapai jika bisa
saling memahami, saling memaklumi,saling memaafkan, dan saling mengalah. Tidak
ada kerukunan dan keharmonisan jika kita mau menang sendiri, tak mau mengalah,
dan tidak mau memaafkan.
Demikian juga dalam
hubungan suami istri, rukun dan harmonis tentu adalah cita-cita dari setiap
pasangan dalam membangun hidup berkeluarga. Untuk itu sikap untuk saling
memahami dan memaklumi sangat penting. Mari mencoba untuk memahami maksud hati
dari pasangan Anda. Jangan hanya ingin apa yang Anda mau dan pahami, maka
pasangan Anda harus menuruti kemauan itu. Jika pasangan Anda tidak bisa
mengikuti kemauan dan maksud Anda, maka Anda mengatakan bahwa dia tak bisa
mengerti Anda dan langsung marah kepadanya.
Pahamilah dan
maklumilah bahwa tidak semua yang menjadi keinginan Anda bisa sejalan dengan
pasangan Anda. Seharusnya jika terjadi perbedaan pemahaman, haruslah itu
didiskusikan bersama untuk mendapatkan pemahaman bersama.
Setiap manusia lahir tidak ada yang sempurna. Setiap orang ada kekurangannya,
cobalah untuk bisa memaklumi segala kekurangan pasangan Anda dan saling mengisi
segala kekurangan itu. Dan setiap orang bisa berbuat
kesalahan, demikian juga pasangan Anda. Bersikap memaafkan dan memberi
kesempatan kepadanya untuk memperbaiki diri, dan sebagai pasangannya kita juga
harus introspeksi diri sehingga saling menjadi pasangan yang lebih baik dari
hari ke hari.
Suami adalah kakak
bagi istrinya, dan istri adalah adik bagi suaminya. Sebagai kakak harus
melindungi sang adik dan sebagai adik harus menghormati sang kakak. Dengan
sikap demikian maka suami istri akan saling mengasihi.
3. Jadilah sahabat
bagi pasangan Anda
Seorang sahabat
sejati adalah sahabat dalam suka dan duka, sebuah jalinan persahabatan yang
bukan hanya karena materi, yang bukan karena kelebihan atau kekurangannya.
Seorang sahabat sejati adalah sahabat yang selalu saling mengingatkan akan
kebaikan, dan mengingatkan jika sahabatnya berada dalam kesalahan. Seorang
sahabat sejati adalah sahabat untuk bertukar pikiran, saling mendukung dan
memotivasi. Jadilah suami yang menjadi sahabat sejati bagi istrinya, begitu
juga sebaliknya.
Sebuah jalinan
persahabatan yang didasarkan pada kesetaraan, kedudukan seorang sahabat adalah
setara bagi sahabat yang
lainnya, tidak lebih tinggi, juga tidak lebih rendah. Suami tidak lebih
berkuasa dari pada istri, dan istri juga tidak lebih rendah dari suaminya.
Suami istri adalah sahabat yang bisa duduk sama tinggi untuk saling bertukar
pikiran, saling mendukung, dan memotivasi. Setiap ada masalah, diskusikan
bersama untuk dicari pemecahan yang terbaik bagi kalian berdua.
Hubungan yang
lestari jika hubungan itu dilandaskan karena kasih, bukan karena materi. Sebuah
hubungan yang dilandaskan pada materi akan berujung pada penderitaan dan
ketidakharmonisan. Karena tidak ada materi yang abadi, tidak ada kekayaan yang
abadi selamanya. Hubungan suami istri hendaklah didasarkan pada penerimaan yang
ikhlas dan tulus pada segala kelebihan dan kekurangannya. Demikianlah
sesungguhnya pasangan Anda adalah juga sahabat Anda, dan jadilah sahabat sejati
bagi pasangan Anda.
4. Jadilah guru bagi
pasangan Anda
Guru adalah seorang
yang mendidik dan membimbing. Guru juga berarti seorang yang menuntun menuju
jalan kebenaran, sebagai penyejuk saat hati gelisah, sebagai motivator di saat
hati lemah. Demikianlah Anda menjadi guru bagi pasangan Anda. Saat pasangan kita
sudah jarang ke vihara atau sembahyang, ingatkan kepadanya arti penting
sembahyang dan berkarya suci. Saat pasangan kita, sedang dalam keputus-asaan
karena berbagai permasalahan, jangan marahin atau menghina pasangan kita,
justru Anda harus memotivasinya untuk tetap semangat seperti
Anda yang tetap tegar menghadapi semua kesulitan ini. Katakan bahwa Anda tetap
mengasihinya walau sedang dalam kesulitan dan mengajaknya untuk bersama-sama
tegar menghadapinya.
Saat pasangan kita
sedih karena sakit yang dideritanya, maka Anda menguatkannya untuk menerima dengan ikhlas dan
menyerahkannya dalam pengaturan Buddha Maitreya. Mengajaknya berdoa bersama,
agar bisa menghadapinya dengan kelapangan jiwa. Betapa indah sebuah keluarga
dimana suami istri saling menjadi guru bagi pasangannya, yang bisa saling
menyejukkan, menguatkan, mengingatkan, dan memotivasi.
Ketika Anda
membangun hidup berkeluarga, Anda tak lagi sendiri, tak lagi hanya memikirkan
diri sendiri. Tapi ada pasangan Anda dan kemudian anak-anak Anda. Hubungan Anda
bukan hanya sebagai suami atau istri, tapi jadilah ayah- ibu, saudara, sahabat,
dan guru bagi pasangan Anda, dengan demikian indahlah keluarga Maitreyani yang
Anda bangun.
Sumber : Ceramah MP.
Halim Zen Bodhi
Ditulis kembali oleh
: Qing xii
***
No comments:
Post a Comment