June 22, 2014

~ Bakti ~



Dharma dan kebenaran barulah dapat mendatangkan manfaat jika diamalkan secara nyata dan dimulai dari kehidupan sehari-hari. Nabi Konfusius bersabda bakti adalah yang utama. Langkah pertama yang dilakukan oleh seorang anak yang berbakti adalah menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik, karena badan jasmani merupakan pemberian dari orang tua. Kalau kita jatuh sakit, maka orang tua akan bersedih hati. Di seluruh dunia, semua orang tua mempunyai hati yang sama, yakni mengasihi anak-anaknya. Bahkan induk hewan juga menyayangi anaknya. Walaupun harimau dan singa dikenal sebagai binatang buas, tapi mereka juga tidak akan memangsa anaknya sendiri. Demikianlah kasih orang tua sepanjang masa.

Bakti adalah kebenaran yang penting. Jika seorang anak hanya bisa menumpuk kekayaan di dunia, menjadi konglomerat; tapi tidak melakukan kebajikan, orang tua tidak akan mendapatkan cahaya terangnya. Sebaliknya kalau anak keturunannya melakukan kebajikan, membina jalan Ketuhanan, maka orang tua dan para leluhur akan mendapatkan berkah cahaya terangnya. Bagaimana kita bersaksi tentang hal ini? Kita umpamakan contoh kisah di dunia. Jika Si A merupakan seorang anak yang berbakti, saleh, taat dan membina diri, budiman serta berguna bagi masyarakat; maka orang-orang akan memuji bahwa orang tua Si A merupakan orang tua yang berkebajikan dan penuh berkah sehingga bisa mempunyai anak seperti Si A. Orang-orang akan memuji nama orang tuanya. Sementara itu, Si B meskipun kaya, namun sering melakukan perbuatan asusila, mengkonsumsi narkoba, berjudi, bermabuk-mabukan dan berfoya- foya; maka orang-orang akan mengatakan bahwa orang tua Si B sungguh tidak berkebajikan sehingga mempunyai anak seperti Si B. Jadi meskipun ia adalah orang kaya dan berkedudukan tinggi, tapi jika melakukan hal yang tidak bermoral, maka orang-orang akan menghina orang tuanya.

Hukum kebenaran di dunia sama dengan hukum kebenaran di Alam Nirvana. Membina jalan Ketuhanan
dan melakukan kebajikan melampaui segalanya. Andaikata kita bisa mengamalkan dengan nyata dengan menjadi anak yang berbakti. maka semua kesulitan dapat teratasi. Berbakti adalah kebangkitan nurani,
sedangkan durhaka rnerupakan kematian nurani. Mengapa ada orang yang terlahir sebagai seorang konglomerat dan jabatan tinggi? Karena di kehidupan sebelumnya ia berhati nurani dan berkebajikan. la mempunyai berkah dan karma yang baik dari kehdupan lampaunya. Demikianlah sesuai dengan benih yang ditabur, itulah hasil yang akan dituai. Apapun yang kita lakukan di masa lalu akan kita dapatkan pada masa sekarang, dan semuanya dimulai dari berbakti. Seorang anak yang berbakti tidak akan melakukan hal yang memalukan orang tuanya.

Sedangkan anak yang durhaka, ia akan menghalalkan segala cara demi kesenangan duniawi, menjual diri, mengkonsumsi narkoba, dan melakukan berbagai tindak kejahatan semata-mata demi mendapatkan uang, bukankah itu adalah perbuatan yang memalukan orang tua? ltulah sebabnya kita harus menjaga kesehatan dengan baik, walaupun orang tua tidak berada di sisi kita, namun ikatan batin antara orang tua dan anaknya begitu erat.

Jika kita semua datang ke vihara untuk mensucikan hati, pikiran dan mulut, orang tua pasti akan berbahagia karena melihat kita dapat membina diri dengan baik. Anak yang baik tidak akan berani melakukan pembunuhan, karena maitri karuna berkuasa dalam hatinya. Hati yang penuh maitri karuna tentunya akan mendatangkan kebaikan. Anak yang hatinya penuh cinta kasih tidak akan berani mencuri dan berjudi, karena ia tahu itu akan memalukan orang tua. Kita harus menjaga badan jasmani yang berharga ini, jangan melakukan hal yang asusila, karena badan jasmani adalah pemberian orang tua. Mulailah menjaga jasmani dari kehidupan kita setiap hari. Kesehatan yang baik dan prima tidaklah kita dapatkan dalam sehari; begitu juga halnya dengan badan yang penuh penyakit dan lemah, juga bukan karena sehari. Tapi semua itu didapat dari akumulasi kebiasaan sehari-hari yang telah berubah menjadi suatu kewajaran. ltulah sebabnya berjudi dan bermabuk- mabukkan sama dengan merusak badan jasmani. Anak yang baik tidak berani bermabuk-mabukkan. Ingatlah bahwa langkah pertama perwujudan bakti pada orang tua adalah dengan menjaga kesehatan dengan baik.


“ Bakti adalah kebenaran yang penting. Jika seorang anak hanya bisa menumpuk kekayaan di dunia, menjadi konglomerat, tapi tidak melakukan kebajikan, orang tua tidak akan mendapatkan cahaya terangnya. “

Bakti kedua adalah dengan menjadikan diri sebagai suri teladan dan panutan, sehingga nama harumnya akan dikenang sepanjang masa dan leluhur mendapatkan cahaya terangnya.
Sepanjang sejarah hingga sekarang, keturunan Konfusius masih mendapatkan fasilitas dari pemerintah China, semua ini karena kebajikan Sang Nabi. "Bakti" adalah salah satu kata yang takkan habis kita amalkan seumur hidup.

Bakti yang ketiga adalah bakti kepada LAOMU. Jangan lupa segala sesuatu yang kita gunakan dan nikmati adalah pemberian anugerah dan berkah dari Bunda llahi. Jika berbakti pada Bunda llahi, kita tentunya tidak akan berani mengkonsumsi makanan hewani dan melakukan pembunuhan, sebab semua jenis satwa dan manusia sama-sama merupakan anak-anak yang dikasihi Sang Bunda llahi.

Yang membunuh hewan sama dengan makan daging, yang makan daging sama dengan melakukan pembunuhan. Jika kita semua mengetahui dan memahami Hukum Kebenaran ini, niscaya kita tidak akan berani menyantap daging. Di dunia kita sangat jarang melihat manusia membunuh manusia yang lain. Namun jangan lupa, manusia yang membunuh dengan mulutnya, itu lebih luar biasa. Kalau kita ingin membina dengan sejati, janganlah menyantap daging. Dengan membina Ketuhanan, kita mempunyai pandangan hidup yang berbeda dengan manusia awam. Manusia awam tidak mengerti akan Hukum Kebenaran ini. Mereka mengkonsumsi segala makanan hewani. Mengkonsumsi makanan hewani sama dengan tidak berbakti. Jika kita melihat dari kacamata nurani, mereka semua adalah saudara kita. Membunuh dan mengkonsumsi makanan hewani adalah secara tidak langsung telah melakukan dosa kejahatan, kelak semua ini akan ditagih. Jika ingin kembali ke nirvana, kita semua harus mensucikan hati dan mulut kita.

Bakti merupakan hal yang besar. Perilaku bakti dapat menggetarkan langit dan bumi. Demikianlah bakti mempunyai cakupan yang sangat luas. Mari kita belajar untuk mengamalkannya bersama!

Oleh : Maha Sesepuh Gautama Hardjono
Ditulis kembali oleh : Lin Lishan


***

No comments:

Post a Comment