Dharma dan kebenaran
barulah dapat mendatangkan manfaat jika diamalkan secara nyata dan dimulai dari kehidupan
sehari-hari. Nabi Konfusius bersabda bakti adalah yang utama. Langkah pertama
yang dilakukan oleh seorang anak
yang berbakti adalah menjaga kesehatan tubuhnya dengan baik, karena badan
jasmani merupakan pemberian dari orang tua. Kalau kita jatuh sakit, maka orang
tua akan bersedih hati. Di seluruh dunia, semua orang tua mempunyai hati yang
sama, yakni mengasihi anak-anaknya. Bahkan induk hewan juga menyayangi anaknya.
Walaupun harimau dan singa dikenal sebagai binatang buas, tapi mereka juga
tidak akan memangsa anaknya sendiri. Demikianlah kasih orang tua sepanjang
masa.
Hukum kebenaran di
dunia sama dengan hukum kebenaran di Alam Nirvana. Membina jalan Ketuhanan
dan melakukan
kebajikan melampaui segalanya. Andaikata kita bisa mengamalkan dengan nyata
dengan menjadi anak yang berbakti. maka semua kesulitan dapat teratasi.
Berbakti adalah kebangkitan nurani,
sedangkan durhaka
rnerupakan kematian nurani. Mengapa ada orang yang terlahir sebagai seorang
konglomerat dan jabatan tinggi? Karena di kehidupan sebelumnya ia berhati
nurani dan berkebajikan. la mempunyai berkah dan karma yang baik dari kehdupan
lampaunya. Demikianlah sesuai dengan benih yang ditabur, itulah hasil yang akan
dituai. Apapun yang kita lakukan di masa lalu akan kita dapatkan pada masa
sekarang, dan semuanya dimulai dari
berbakti. Seorang anak yang berbakti tidak akan melakukan hal yang memalukan
orang tuanya.
Sedangkan anak yang
durhaka, ia akan menghalalkan segala cara demi kesenangan duniawi, menjual
diri, mengkonsumsi narkoba, dan melakukan berbagai tindak kejahatan semata-mata
demi mendapatkan uang, bukankah itu adalah perbuatan yang memalukan orang tua? ltulah
sebabnya kita harus menjaga kesehatan dengan baik, walaupun orang tua tidak
berada di sisi kita, namun ikatan batin antara orang tua dan anaknya begitu
erat.
Jika kita semua
datang ke vihara untuk mensucikan hati, pikiran dan mulut, orang tua pasti akan
berbahagia karena melihat kita dapat membina diri dengan baik. Anak yang baik
tidak akan berani melakukan pembunuhan, karena maitri karuna berkuasa dalam
hatinya. Hati yang penuh maitri karuna tentunya akan mendatangkan kebaikan.
Anak yang hatinya penuh cinta kasih tidak akan berani mencuri dan berjudi,
karena ia tahu itu akan memalukan orang tua. Kita harus menjaga badan jasmani
yang berharga ini, jangan melakukan hal yang asusila, karena badan jasmani
adalah pemberian orang tua. Mulailah menjaga jasmani dari kehidupan kita setiap
hari. Kesehatan yang baik
dan prima tidaklah kita dapatkan dalam sehari; begitu juga halnya dengan badan
yang penuh penyakit dan lemah, juga bukan karena sehari. Tapi semua itu didapat
dari akumulasi kebiasaan sehari-hari yang
telah berubah menjadi suatu kewajaran. ltulah sebabnya berjudi dan bermabuk-
mabukkan sama dengan merusak badan jasmani. Anak yang baik tidak berani
bermabuk-mabukkan. Ingatlah bahwa langkah pertama perwujudan bakti pada orang
tua adalah dengan menjaga kesehatan dengan baik.
“ Bakti adalah
kebenaran yang penting. Jika seorang anak hanya bisa menumpuk kekayaan di
dunia, menjadi konglomerat, tapi tidak melakukan kebajikan, orang tua tidak
akan mendapatkan cahaya terangnya. “
Bakti kedua adalah
dengan menjadikan diri sebagai suri teladan dan panutan, sehingga nama harumnya
akan dikenang sepanjang masa dan leluhur mendapatkan cahaya terangnya.
Sepanjang sejarah hingga sekarang, keturunan Konfusius masih mendapatkan
fasilitas dari pemerintah China, semua ini karena kebajikan Sang Nabi.
"Bakti" adalah salah satu kata yang takkan habis kita amalkan seumur
hidup.
Bakti yang ketiga
adalah bakti kepada LAOMU. Jangan lupa segala sesuatu yang kita gunakan dan
nikmati adalah pemberian anugerah dan berkah dari Bunda llahi. Jika berbakti
pada Bunda llahi, kita tentunya tidak akan berani mengkonsumsi makanan hewani
dan melakukan pembunuhan, sebab semua jenis satwa dan manusia sama-sama
merupakan anak-anak yang dikasihi Sang Bunda llahi.
Yang membunuh hewan
sama dengan makan daging, yang makan daging sama dengan melakukan pembunuhan.
Jika kita semua mengetahui dan memahami Hukum Kebenaran ini, niscaya kita tidak
akan berani menyantap daging. Di dunia
kita sangat jarang melihat manusia membunuh manusia yang lain. Namun jangan
lupa, manusia yang membunuh dengan mulutnya, itu lebih luar biasa. Kalau kita
ingin membina dengan sejati, janganlah menyantap daging. Dengan membina
Ketuhanan, kita mempunyai pandangan hidup yang berbeda dengan manusia awam.
Manusia awam tidak mengerti akan Hukum Kebenaran ini. Mereka mengkonsumsi segala makanan
hewani. Mengkonsumsi makanan hewani sama dengan tidak berbakti. Jika kita
melihat dari kacamata nurani, mereka semua adalah saudara kita. Membunuh dan
mengkonsumsi makanan hewani adalah secara tidak langsung telah melakukan dosa
kejahatan, kelak semua ini akan ditagih. Jika ingin kembali ke nirvana, kita
semua harus mensucikan hati dan mulut kita.
Bakti merupakan hal
yang besar. Perilaku bakti dapat menggetarkan langit dan bumi. Demikianlah
bakti mempunyai cakupan yang sangat luas. Mari kita belajar untuk
mengamalkannya bersama!
Oleh : Maha Sesepuh Gautama Hardjono
Ditulis kembali oleh : Lin Lishan
***
No comments:
Post a Comment