April 18, 2014

~ Kegiatan Nurani Atau Pembinaan Nurani ~

Kegiatan Nurani Atau Pembinaan Nurani

                          Diasuh oleh: Pandita Anna Monita

“Sungguh disayangkan seseorang yang membina dengan mementingkan penyelamatan fisik melalui kegiatan-kegiatan sosial tanpa dibarengi penyelamatan rohani dengan pembinaan Nurani”

              Salam maitreya, membina diri sangatlah luhur. Ada yang membina diri dengan lebih banyak melakukan misi penyelamatan secara lahiriah seperti melakukan kegiatan-kegiatan sosial bagi yang membutuhkan. Sementara pula ada sebagian yang lebih menekankan pada pembinaan Nurani dengan banyak membuka kelas-kelas Dharma ataupun sarana lain demi menyelamatkan rohani umat manusia atau dengan kata lain membuka Hati Nurani umat manusia. Pada dasarnya metode pembinaan diri tidaklah terlepas dari perkembangan era atau zaman, sosial budaya, tempat, situasi ,kondisi, dan sebagainya. Apapun caranya semuanya bermuara pada bagaimana menjadi seorang anak Tuhan yang baik dan berbakti sehingga bisa membina diri sebaik –baiknya sesuai kehendak Tuhan dan Hati Nurani.

           
 Membina dengan melakukan kegiatan atau bakti sosial kepada yang membutuhan seperti memberi bantuan kepada para korban bencana alam, mereka yang kelaparan atau sakit, berkunjung ke panti-panti asuhan,panti jompo dan sebagainya; adalah hal yang sangat mulia. Mereka yang lapar setelah ditolong dan menjadi kenyang, yang sakit akan menjadi sembuh dan yang menderita akan terhibur dan ceria kembali. Semua penyelamatan tersebut pada dasarnya untuk menyelamatkan jasmani belaka.

         Setelah semua masalah teratasi,lalu apa yang terjadi? Cobalah bayangkan seandainya seseorang yang sudah sangat cukup di dalam hidupnya dalam arti tidak lapar, tidak sakit, secara fisik sama sekali tidak kekurangan. Tidak tertutup kemungkinan dalam batinnya akan mulai bergolak. Mungkin niat pikirannya mulai liar kemana-mana, berpikiran yang tidak-tidak atau tercekat pada hal-hal yang tidak pantas. Iri, dengki, cemburu, curiga, dendam,serakah, emosi dan sebagainya yang masih melekat pada diri akan menunjukkan taringnya dan mulai menguasai diri. Mulai timbul niat pikiran tidak baik dan tidak sesuai Hati Nurani yang ujung-ujungnya hanya akan mendatangkan bencana bagi sesama juga diri sendiri. Adanya borok kebusukan dalam diri yang belum dibersihkan akan menjadi bencana bagi siapa saja. Semua itu lantaran tidak adanya pembinaan Nurani sebab selama ini yang lebih dipentingkan hanyalah keselamatan lahiriah saja bukan secara rohaniah.

          Sungguh disayangkan seseorang yang membina dengan mementingkan penyelamatan fisik melalui kegiatan-kegiatan sosial tanpa dibarengi penyelamatan rohani dengan pembinan Nurani. Bagaikan setetes noda hitam diatas  selembar kertas putih yang bersih, semua kemuliaan itu seolah tercoreng ibarat nila setitik dalam susu sebelanga. Dengan kata lain pembinaan itu tidaklah sempurna sebab tidak dibarengi dengan pembinaan Nurani. Apalagi di era sekarang yang dipenuhi bencana demi bencana dan krisis global, justru yang harus sangat diwaspadai adalah niat pikiran sendiri apakah sudah sesuai dengan Hati Nurani atau tidak. Bukankah krisis global sekarang Ini justru membuat banyak orang depresi, putus asa, kecewa, takut yang semuanya mungkin berujung pada aksi bunuh diri yang justru mengancam keselamatan nyawa sendiri dan orang lain? 

          Seseorang yang bercinta-kasih akan senantiasa bersimpati dan menolong siapapun yang membutuhkan. Tetapi seorang yang berkearifan akan senantiasa menilik diri sendiri atau intropeksi diri sehingga cenderung secara kontinu melakukan pembinaan nurani. Kearifan dan cinta kasih itu ibarat dua sisi mata uang yang tidak boleh terpisahkan. Cinta kasih seharusnya dibarengi kearifan dan kearifan yang dibarengi cinta kasih barulah akan mencapai kesempurnaan. Singkatnya, baik misi penyelamatan secara fisik melalui kegiatan-kegiatan sosial ataupun pembinaan nurani  keduanya sama penting, bahkan kalau bisa keduanya harus dilakukan seiring sejalan demi sebuah kesempurnaan pembinaan.

           Kendati jangka waktu pembinaan Nurani membutuhkan waktu yang lebih panjang bahkan seumur hidup dibandingkan melakukan pembinaan dengan kegiatan atau bakti sosial,sehingga kebanyakan orang lebih cenderung memilih melakukan pembinaan dengan memberikan bantuan kepada yang membutuhkan lantaran kurangnya kesabaran dan keadilan, toh semua itu tidak boleh menjadi alasan untuk lantas tidak melaukan pembinaan Nurani. Sebab pembinaan Nurani sesungguhnya sangat dibutuhkan terutama untuk menghadapi krisis global seperti sekarang ini. Nurani umat manusia perlu diterangi dengan wejangan Dharma hati dan sebagainya sehingga terbangkitkan kearifan dan cinta kasih menuju kecemerlangan seutuhnya. Pada akhirnya tak perlu ada perbedaan dan perbandingan, karena sesungguhnya membina diri sangatlah luhur dan misi penyelamatan sesama adalah mulia terlepas dari bagaimana cara ataupun metodenya.
Kasih Maitreya bersamamu.
***
Source : maitreya magazine
                                                                   retype by : Stephwii
o untuk kalangan sendiri

No comments:

Post a Comment