Anak Bisa di Tempat Les atau di Rumah tetapi Saat
Ujian Lupa, Mengapa ?
Oleh : Hendra
Gunawan, S. Pd
Bapak/Ibu yang berbahagia, pernahkah anda mengalami
hal seperti diatas? Dengan susah payah anak kita belajar atau mungkin anda
sendiri yang mengajarinya hingga anda yakin bahwa anak anda akan bisa
mengerjakan soal ulangannya besok. Namun, apa yang terjadi sungguh berada
diluar harapan anda. Dia lupa saat ujian berlangsung. Walaupun dia sudah
berusaha sekuat tenaga mengingatnya. Koq bisa? Dimana salahnya? Apa yang harus
kita lakukan jika menghadapi masalah ini? Apa yang pernah anda lakukan?
Bagaimana dengan hasilnya?
Sebelum kita menjawab pertanyaan diatas, saya ingin kita merenungkan kisah dibawah ini. Ada seseorang yang diminta menyampaikan kata sambutan dalam sebuah acara padahal dia jarang melakukan hal ini. Oleh karena itu dia mempersiapkan dirinya dengan baik. Dia berlatih di depan kaca hingga dia bisa menghafal semua kata yang harus dia ucapkan. Namun apa yang terjadi saat dia tampil di depan mimbar? Dia ketakutan dan sedikit gemetar. Untungnya dia masih kelihatan tenang tapi dalam hati ternyata berkecamuk. Bagaikan bebek yang lagi berenang, bebek kelihatan tenang dan anggun namun dibawah permukaan air kaki sang bebek bergerak cepat. Begitulah gambaran penampilan dan keadaan hatinya. Begitu dia memulai berbicara tiba-tiba mandek dan tidak bisa melanjutkan pidato yang sudah dia siapkan. Dia benar-benar lupa. Panik dan cemas membuat dia tidak bisa tampil seperti apa yang dia siapkan.
Setelah berjam-jam kemudian dia tiba-tiba bisa ingat
apa yang harus disampaikannya. Namun itu terlambat sudah. Apakah hal ini pernah
anda alami? Atau pernah anda saksikan? Atau ada kejadian yang hampir senada
dengan ini?
Sesungguhnya yang terjadi adalah rasa takut dan
cemas. Koq bisa karena takut dan cemas, dia jadi lupa apa yang sudah
dipelajari?
Ini berkaitan erat dengan otak manusia. Secara garis
besar, otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu Otak Neo Cortex atau Otak Berpikir, Sistem Limbik atau Otak Mamalia, dan
Otak Kadal atau Otak Reptil.
Fungsi otak mamalia adalah menerima informasi yang
masuk dan melimpahkan ke Neo Cortex atau
Reptil. Jika emosi dibalik informasi bersifat positif (menyenangkan, gembira,
relaks) maka otak mamalia akan meminta Neo
Cortex yang menangani masalah tersebut. Jika emosi dibalik informasi
bersifat negative (cemas,takut) maka otak mamalia akan mengorder ke otak
reptile untuk menangani informasinya.
Fungsi otak reptile hanya dua, yaitu lawan atau
lari. Contoh paling nyata adalah kalau tangan anda kebetulan menyentuh ceret
yang lagi mendidih airnya, maka anda pasti akan menarik tangan anda dari ceret
itu. Itulah fungsi otak reptile. Orang mengatakan gerak reflex. Bayangkan jika
kejadian itu dilimpahkan ke Neo Cortex?
Otak Noe Cortex akan memproses inputnya,
ketika tangan anda menyentuh ceret panas itu. “Hmm, ternyata panas ya, kalau
begitu tanganku harus kutarik kalau tidak akan melepuh.” Hahaha sudah melepuh
duluan bukan?
Begitu juga dengan pembelajaran. Semua data yang
kita pelajari tidak ada di otak reptile tetapi ada di Noe Cortex. Oleh karena itu, jelas sekali jika siswa takut dan
cemas maka otak reptillah yang bekerja. Otomatis bagaimanapun kerasnya dia
berpikir dalam kepanikannya dia tidak akan menemukan datanya. Tetapi setelah
keluar kelas siswa tersebut baru ingat jawaban dari soal ujian tadi. Hal ini
sering kita alami, bahkan di setiap seminar, ketika saya menanyakan siapa yang
pernah mengalaminya, banyak yang tertawa dan mengiyakannya.
Nah, Bapak/Ibu yang budiman, jika anak anda mau
mengahadapi ujian, jangan beri pesan sponsor yang dapat menimbulkan kecemasan
dalam diri anak. Misalnya anda katakan, “Nak, awas ya, harus dapat nilai bagus.
Mama sudah capek ngajarin kamu.”
Begitu anak menemukan soal yang sulit, anak anda
langsung ingat pada “pesan sponsor” Anda dan dia akan menimbulkan kecemasan
atau rasa takut. Itu akan mengaktifkan otak reptile, dan anak lupa saat ujian.
Bagaimana mengatasi hal ini? Sumber yang membuat
kita cemas adalah karena harapan kita yang terlalu tinggi kepada mereka dan
jika tidak tercapai mereka akan dimarahi bahkan dihukum. Inilah yang membuat
mereka mereka takut dan cemas. So, para orang tua yang budiman, jangan sampai
bilang kepada anak anda “Awas ya, kamu harus dapat nilai bagus.” Lebih baik
katakan “ Nak, mama percaya padamu, kamu akan melakukan yang terbaik. Berapun
nilai yang kamu peroleh, mama tetap sayang padamu, yang penting kamu berusaha
semaksimal yang kamu bisa, ok?”
Selamat mencoba….ʘ
***
Source : maitreya magazine
retype by : calvin wijaya
No comments:
Post a Comment