April 18, 2014

~ Anak Bisa di Tempat Les atau di Rumah tetapi Saat Ujian Lupa, Mengapa ? ~

Anak Bisa di Tempat Les atau di Rumah tetapi Saat Ujian Lupa, Mengapa ?

Oleh : Hendra Gunawan, S. Pd

Bapak/Ibu yang berbahagia, pernahkah anda mengalami hal seperti diatas? Dengan susah payah anak kita belajar atau mungkin anda sendiri yang mengajarinya hingga anda yakin bahwa anak anda akan bisa mengerjakan soal ulangannya besok. Namun, apa yang terjadi sungguh berada diluar harapan anda. Dia lupa saat ujian berlangsung. Walaupun dia sudah berusaha sekuat tenaga mengingatnya. Koq bisa? Dimana salahnya? Apa yang harus kita lakukan jika menghadapi masalah ini? Apa yang pernah anda lakukan? Bagaimana                                                                                                         dengan hasilnya?

Sebelum kita menjawab pertanyaan diatas, saya ingin kita merenungkan kisah dibawah ini. Ada seseorang yang diminta menyampaikan kata sambutan dalam sebuah acara padahal dia jarang melakukan hal ini. Oleh karena itu dia mempersiapkan dirinya dengan baik. Dia berlatih di depan kaca hingga dia bisa menghafal semua kata yang harus dia ucapkan. Namun apa yang terjadi saat dia tampil di depan mimbar? Dia ketakutan dan sedikit gemetar. Untungnya dia masih kelihatan tenang tapi dalam hati ternyata berkecamuk. Bagaikan bebek yang lagi berenang, bebek kelihatan tenang dan anggun namun dibawah permukaan air kaki sang bebek bergerak cepat. Begitulah gambaran penampilan dan keadaan hatinya. Begitu dia memulai berbicara tiba-tiba mandek dan tidak bisa melanjutkan pidato yang sudah dia siapkan. Dia benar-benar lupa. Panik dan cemas membuat dia tidak bisa tampil seperti apa yang dia siapkan.
Setelah berjam-jam kemudian dia tiba-tiba bisa ingat apa yang harus disampaikannya. Namun itu terlambat sudah. Apakah hal ini pernah anda alami? Atau pernah anda saksikan? Atau ada kejadian yang hampir senada dengan ini?
Sesungguhnya yang terjadi adalah rasa takut dan cemas. Koq bisa karena takut dan cemas, dia jadi lupa apa yang sudah dipelajari?
Ini berkaitan erat dengan otak manusia. Secara garis besar, otak manusia terdiri dari 3 bagian, yaitu Otak Neo Cortex atau Otak Berpikir, Sistem Limbik atau Otak Mamalia, dan Otak Kadal atau Otak Reptil.
Fungsi otak mamalia adalah menerima informasi yang masuk dan melimpahkan ke Neo Cortex atau Reptil. Jika emosi dibalik informasi bersifat positif (menyenangkan, gembira, relaks) maka otak mamalia akan meminta Neo Cortex yang menangani masalah tersebut. Jika emosi dibalik informasi bersifat negative (cemas,takut) maka otak mamalia akan mengorder ke otak reptile untuk menangani informasinya.
Fungsi otak reptile hanya dua, yaitu lawan atau lari. Contoh paling nyata adalah kalau tangan anda kebetulan menyentuh ceret yang lagi mendidih airnya, maka anda pasti akan menarik tangan anda dari ceret itu. Itulah fungsi otak reptile. Orang mengatakan gerak reflex. Bayangkan jika kejadian itu dilimpahkan ke Neo Cortex? Otak Noe Cortex akan memproses inputnya, ketika tangan anda menyentuh ceret panas itu. “Hmm, ternyata panas ya, kalau begitu tanganku harus kutarik kalau tidak akan melepuh.” Hahaha sudah melepuh duluan bukan?
Begitu juga dengan pembelajaran. Semua data yang kita pelajari tidak ada di otak reptile tetapi ada di Noe Cortex. Oleh karena itu, jelas sekali jika siswa takut dan cemas maka otak reptillah yang bekerja. Otomatis bagaimanapun kerasnya dia berpikir dalam kepanikannya dia tidak akan menemukan datanya. Tetapi setelah keluar kelas siswa tersebut baru ingat jawaban dari soal ujian tadi. Hal ini sering kita alami, bahkan di setiap seminar, ketika saya menanyakan siapa yang pernah mengalaminya, banyak yang tertawa dan mengiyakannya.
Nah, Bapak/Ibu yang budiman, jika anak anda mau mengahadapi ujian, jangan beri pesan sponsor yang dapat menimbulkan kecemasan dalam diri anak. Misalnya anda katakan, “Nak, awas ya, harus dapat nilai bagus. Mama sudah capek ngajarin kamu.”
Begitu anak menemukan soal yang sulit, anak anda langsung ingat pada “pesan sponsor” Anda dan dia akan menimbulkan kecemasan atau rasa takut. Itu akan mengaktifkan otak reptile, dan anak lupa saat ujian.
Bagaimana mengatasi hal ini? Sumber yang membuat kita cemas adalah karena harapan kita yang terlalu tinggi kepada mereka dan jika tidak tercapai mereka akan dimarahi bahkan dihukum. Inilah yang membuat mereka mereka takut dan cemas. So, para orang tua yang budiman, jangan sampai bilang kepada anak anda “Awas ya, kamu harus dapat nilai bagus.” Lebih baik katakan “ Nak, mama percaya padamu, kamu akan melakukan yang terbaik. Berapun nilai yang kamu peroleh, mama tetap sayang padamu, yang penting kamu berusaha semaksimal yang kamu bisa, ok?”

Selamat mencoba….ʘ

                                         ***
Source : maitreya magazine
retype by : calvin wijaya

No comments:

Post a Comment