Alasan
utama seorang umat Maitreya bervegetarian adalah cinta kasih. Karena Buddha
Maitreya membimbing kita untuk mengasihi semua kehidupan. Tuhan menciptakan
semua makhluk dan memberi jalan kehidupan kepada mereka. Tuhan memberi cara
hidup bagi mereka. ltu berarti Tuhan mengasihi mereka. Seekor kutu pun tahu
bagaimana menemukan cara untuk mempertahankan hidupnya. Seekor nyamuk tahu
menyelamatkan diri ketika bahaya mengancamnya. Karena Tuhan mengasihi semua makhluk,
manusia tidak berhak untuk menghancurkannya. Karena Tuhan mengasihi semua
makhluk maka kita tidak berhak mendatangkan penderitaan bagi mereka secara langsung
atau tidak, dengan alasan apapun. Adalah kesesatan yang membuat umat manusia
menyimpang dari semangat cinta kasih.
Kesesatan membuat kita hanya mencari kepuasan
diri, mencari kenikmatan indera. Lalu kita membunuh, menyembelih. Umat Maitreya
dibimbing untuk memiliki perasaan peka terhadap semua bentuk kehidupan. Dan ini
merupakan bagian dari kewajiban hidup ber-Ketuhanan.
Dikisahkan
dalam kehidupan Sang Buddha Sakyamuni, di saat Sang Buddha selesai berkhotbah,
salah seorang muridnya mempersembahkan semangkok susu sapi kepada Sang Buddha.
Ketika Sang Buddha menerima susu segar itu biasanya Sang Buddha akan segera
meneguknya. Namun pada hari itu Sang Buddha tidak berbuat demikian.
Karena begitu Sang Buddha memegang mangkok tersebut Sang Buddha langsung
merasakan sebuah
getaran yang amat kuat. Sang Buddha lalu bertanya, "Susu ini diperah dari
sapi yang mana?"
Sang murid
memberikan penjelasan bahwa susu itu diperah dari seekor induk sapi yang tujuh
hari lalu
melahirkan
anaknya. Mendengarkan penjelasan itu, Sang Buddha segera mengembalikan susu
sembari
berkata,
"Kembalikanlah susu ini kepada induk sapi, bayi sapi itu lebih
memerlukannya daripadaku."
Inti dari
kisah di atas bahwa Sang Buddha begitu sensitif dan peka atas penderitaan semua
makhluk.
Sehingga
Beliau dapat merasakan kesedihan induk sapi ketika susu, yang akan diberikan
pada bayinya diperah. Kesedihan dan kedukaan menimbulkan getaran dan ternyata getaran
duka itu terus mengikuti susu dalam mangkok hingga ke tangan Sang Buddha!.
Semua bentuk
kesedihan datang dari jiwa yang menderita. Semua makhluk memiliki kesamaan
jiwa. Bagaimana mungkin Sang Buddha yang begitu penuh kasih bisa tidak
merasakan getaran duka itu? Dengan jiwanya yang maha suci dan tenang, Sang Buddha
langsung dapat merasakan rintihan kepiluan hati sang induk sapi sehingga Beliau
tidak tega meneguk susu itu. Inilah cinta kasih sempuma yang amat mengagumkan
dalam kehidupan
Sang Buddha!
" Kasih
berarti merasakan penderitaan makhluk lain. Kasih berarti tidak menyebabkan penderitaan.
Kasih berarti berhenti menjadi penyebab penderitaan baik secara langsung maupun
tak langsung! Kasih berarti peka atas kesakitan semua makhluk. "
Dalam
Buddhisme Maitreya, bervegetarian berarti upaya mengembangkan kepekaan dan kelembutan
hati untuk merasakan penderitaan dan kesakitan makhluk lain seperti yang Buddha
lakukan. Kepekaan hati adalah awal dari segala cinta kasih. Marilah, dengan bervegetarian,
kita kembangkan ketajaman perasaan dan sanubari yang sensitif untuk merasakan penderitaan
makhluk yang disembelih demi sarapan kita setiap hari. Sama seperti halnya kita
begitu peka dan sensitif terhadap penderitaan kita sendiri. Bila kita tahu peka
terhadap diri kita, semestinya kita juga harus tahu peka akan kesengsaraan makhluk
lain. Bervegetarian adalah sebuah
latihan spiritual yang akan meningkatkan ketajaman dan kepekaan perasaan kita
yang kemudian akan berkembang menjadi semangat cinta kasih!
Sebaliknya
dengan menjadi pemakan daging, disadari atau tidak, ketika terus menumpulkan
suara hati,
menumpulkan
kepekaan perasaan hingga akhirnya menghancurkan semangat cinta kasih yang
begitu
berharga
dalam diri kita! Dalam Buddhisme Maitreya dengan tegas disebutkan bahwa
menyantap makanan
daging adalah membunuh benih cinta kasih. Barangkali kita akan berkilah dengan
argumen bahwa kita hanya menyantap, kita tidak menyembelih. Namun kita jangan
lupa bahwa penyantap dan penyembelih keduanya saling berkaitan satu sama lain.
Sama-sama berandil menjadi penyebab terjadinya penderitaan.
Yang
berbeda hanyalah menjadi penyebab langsung atau tak langsung. Dalam Buddhisme
Maitreya, menjadi penyebab langsung atau tidak langsung atas sebuah penderitaan
adalah sebuah kekejaman. Tidak ada perbedaan di antara keduanya. Dua-duanya
ikut bertanggung jawab. Kedua-duanya telah menanam karma jahat.
Kita harus
mengakui bahwa menjadi penyantap daging adalah menjadi penyebab penderitaan
makhluk.
Sedangkan
pada hakekatnya, nurani kita tidak pernah mengizinkan kita melakukan hal yang
menyakitkan
makhluk
lain. Jadi dengan santapan daging, tanpa kita sadari kita telah melawan sifat
asali nurani kita sendiri.
Akibatnya,
kedamaian sejati akan semakin menjauhi kita. Marilah kita lihat proses
penyembelihan seekor
sapi. Sapi
yang memiliki tubuh yang besar itu memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan
manusia, untuk mengamuk atas ketidak-adilan yang menimpa dirinya. Namun ternyata
di dalam tubuhnya yang besar itu dia memiliki perasaan yang lembut. Ketika dia
akan disembelih, dia diikat dengan tali, lalu dia didorong dan dibaringkan, dia
pun ikut saja. Dia pasrah, air mata kesedihan dan ketakutan berlinang.
Sekalipun demikian kita tetap memperlakukannya dengan kejam. Batok kepalanya
yang keras dipukul dengan palu yang besar, lehernya
digorok dengan golok yang panjang hingga darahnya muncrat membasahi lantai. Dia
mati mengenaskan, dengan penderitaan tak terlukiskan hanya semata untuk kita
ambil dagingnya! Bagaimana perasaan kita? Hati kecil kita pasti akan terusik
sebab pada hakekatnya semua manusia tidak menginginkan fenomena seperti itu
terjadi.
Hanya
dengan bervegetarian kita baru bisa menghentikan penderitaan makhluk, inilah
semangat cinta kasih.
Bervegetarian
bukan hanya masalah sekedar mencari kesehatan untuk panjang usia. Kesehatan,
panjang
usia hanya
masalah fisik dan tubuh jasmani ini. Jika vegetarian hanya masalah jasmani,
maka vegetarian
kehilangan
kedalaman spiritualnya. Spiritualitas adalah masalah kesucian jiwa, kedamaian
batin, dan cinta
kasih.
Karena itu dengan vegetarian mari kita kembangkan semangat cinta kasih dari
dalam diri kita. Cinta kasih akan mendatangkan kedamaian jiwa.
^^^
( Source : Ceramah MP Hallm
Zen Bodhi )
No comments:
Post a Comment