Air Mata Seorang
Master Zen
Penasehat Negara, Cuigong Qun saat ditugaskan untuk memerintah daerah Nan
Hu, Beliau diangkat sebagai pejabat dan memiliki kekuatan politik yang sangat
kuat. Suatu hari saat bertemu dengan seorang Master Zen, Dongsi Ruhui, Beliau
langsung bertanya :
Cuigong Qun : “ Master,
dengan cara bagaimana bisa mencapai keinsafan ?”
Dongsi Ruhui : “ Saat
bertemu Watak Buddhata seketika mencapai keinsafan !”
Cuigong Qun : “ Walaupun sudah menemukan Watak
Buddhata, koq mata masih sakit ?”
Dongsi Ruhui : “ Menemukan Watak Buddhata mana
pakai mata daging ini !!
Mata sakit tak masalah laa…..”
Seketika itu
Cuigong Qun langsung bersujud syukur, dan merasa dirinya terlalu asalan….
Penjelasan
:
Seorang Bhikkhu adalah pembina yang profesional, jadi sangat wajar sekali jika dipandang berat
oleh berbagai kalangan. Umat-umat pada umumnya lebih berat rasa hormatnya
kepada mereka yang mengenakan patra kebhikkhuan. Namun orang yang teliti dan
berkebijaksanaan tinggi, tidak akan begitu gampang percaya tanpa diuji
kebenarannya, apalagi tercekat oleh wujud patranya saja.
Sepanjang sejarah, sudah lumrah
terjadi bahwa para bhikkhu akan berhadapan dengan berbagai ujian dan rintangan,
bertemu dengan orang-orang awam yang banyak mengajukan pertanyaan yang
memojokkan sekalipun, semua itu akan dihadapi dengan kearifan, dengan sastra,
dengan Dharma ataupun dengan karakter….
Dalam Koan ini, Cuigong Qun dengan
tanggap mengkritik kata “bertemu”, lalu menganggapi bahwa ; “ jika sudah
menemukan Watak Buddhata, kenapa matamu berpenyakit ? Mata sakit, bagaimana
melihatnya ?”
Seandainya Master Ruhui adalah pembina
amatir, maka pasti sudah KO dengan satu pertanyaan saja. Namun penginsafan
Beliau sungguh jernih sekali, hingga bisa melihat dengan jelas jebakan yang ada
dalam kata-kata tersebut. Terakhir dengan mantap Beliau mengatakan :” Melihat
tidak dengan mata daging ini, sakit adalah masalah sepele.”
Melihat Watak Bodhi adalah dengan
mata Hati, bukan dengan mata daging.
Jika Master Ruhui ingin memberi kejutan yang lebih, Beliau juga bisa mengatakan
demikian : “ Sungguh mata hati Anda telah buta, makanya mengajukan pertanyaan
bodoh ini !”. Jawaban ini selain menunjukkan kualitas dari Watak Buddhata, juga
bisa menghentak pembina-pembina yang sesat untuk kembali ke jalan yang benar.
***
No comments:
Post a Comment