April 12, 2013

~ Air Mata Seorang Master Zen ~


Air Mata Seorang Master Zen

Penasehat Negara, Cuigong Qun saat ditugaskan untuk memerintah daerah Nan Hu, Beliau diangkat sebagai pejabat dan memiliki kekuatan politik yang sangat kuat. Suatu hari saat bertemu dengan seorang Master Zen, Dongsi Ruhui, Beliau langsung bertanya :

Cuigong Qun              : “ Master, dengan cara bagaimana bisa mencapai keinsafan ?”
Dongsi Ruhui              : “ Saat bertemu Watak Buddhata seketika mencapai keinsafan !”

Saat itu Ruhui sedang sakit mata, kedua mata bengkak, mulailah Cuigong Qun berkata :

Cuigong Qun              : “ Walaupun sudah menemukan Watak Buddhata, koq mata masih sakit ?”
Dongsi Ruhui              : “ Menemukan Watak Buddhata mana pakai mata daging ini !!
                                      Mata sakit tak masalah laa…..”

Seketika itu Cuigong Qun langsung bersujud syukur, dan merasa dirinya terlalu asalan….

Penjelasan :        
                           
            Seorang Bhikkhu adalah pembina yang profesional, jadi sangat wajar sekali jika dipandang berat oleh berbagai kalangan. Umat-umat pada umumnya lebih berat rasa hormatnya kepada mereka yang mengenakan patra kebhikkhuan. Namun orang yang teliti dan berkebijaksanaan tinggi, tidak akan begitu gampang percaya tanpa diuji kebenarannya, apalagi tercekat oleh wujud patranya saja.

            Sepanjang sejarah, sudah lumrah terjadi bahwa para bhikkhu akan berhadapan dengan berbagai ujian dan rintangan, bertemu dengan orang-orang awam yang banyak mengajukan pertanyaan yang memojokkan sekalipun, semua itu akan dihadapi dengan kearifan, dengan sastra, dengan Dharma ataupun dengan karakter….

            Dalam Koan ini, Cuigong Qun dengan tanggap mengkritik kata “bertemu”, lalu menganggapi bahwa ; “ jika sudah menemukan Watak Buddhata, kenapa matamu berpenyakit ? Mata sakit, bagaimana melihatnya ?”

            Seandainya Master Ruhui adalah pembina amatir, maka pasti sudah KO dengan satu pertanyaan saja. Namun penginsafan Beliau sungguh jernih sekali, hingga bisa melihat dengan jelas jebakan yang ada dalam kata-kata tersebut. Terakhir dengan mantap Beliau mengatakan :” Melihat tidak dengan mata daging ini, sakit adalah masalah sepele.”

            Melihat Watak Bodhi adalah dengan mata Hati, bukan dengan mata daging. Jika Master Ruhui ingin memberi kejutan yang lebih, Beliau juga bisa mengatakan demikian : “ Sungguh mata hati Anda telah buta, makanya mengajukan pertanyaan bodoh ini !”. Jawaban ini selain menunjukkan kualitas dari Watak Buddhata, juga bisa menghentak pembina-pembina yang sesat untuk kembali ke jalan yang benar.

***






No comments:

Post a Comment