~BOROS~
Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam
kehidupan berkeluarga adalah masalah ekonomi
keluarga. Walau masalah ekonomi berkaitan dengan
penghasilan dari suami dan atau istri, namun ini juga berkaitan dengan
pengaturan penggunaan keuangan dalam keluarga. Sikap yang harus dihindari dalam
pengaturan keuangan keluarga adalah sikap boros dan berfoya-foya.
Saat kita memilih hidup berkeluarga, satu hal yang
sudah harus kita sadari bahwa kita sudah tak lagi hidup sendiri. Ada
suami/istri dan anak- anak yang harus menjadi tanggung jawab kita. Jika saat
masih belum berkeluarga, kita mau boros dan berfoya-foya, semua akibat adalah tanggung
jawab kita sendiri. Tapi jika sudah berkeluarga, kita sudah harus menyingkirkan
sikap egois yang
hanya memikirkan diri sendiri. Untuk itu kita harus
bisa mempertimbangkan segala pengeluaran keuangan agar penghasilan keluarga
dapat memenuhi semua kebutuhan mendasar dalam
kehidupan rumah tangga. Salah satunya hindari sikap
boros dan suka berfoya-foya.
Kebutuhan dan
Keinginan
Boros adalah sikap yang berlebih- lebihan dalam
pemakaian uang, barang, dan sebagainya. Karena berlebih- lebihan maka
sesungguhnya barang yang dibeli itu bukanlah yang benar-
benar dibutuhkan. Sering kita membeli sepatu baru
padahal sepatu yang lama masih bagus dan layak dipakai. Melihat teman atau
tetangga membeli mobil model terbaru, kita tertarik juga
membeli mobil baru walau dengan cara berhutang atau
kredit. Motivasi membeli juga sering karena dirilisnya model baru, bukan karena
yang lama sudah rusak atau karena memang
butuh. Saat mendekati akhir tahun atau hari raya,
supermarket dan toko- toko melakukan penjualan dengan diskon besar-besaran.
Pembelian dengan diskon sering menarik minat
kita untuk membeli walau barang itu tidak begitu
dibutuhkan. Banyak peralatan rumah tangga yang dibeli hanya untuk menjadi
pajangan di rumah dan memenuhi lemari-lemari dapur. Sikap ini ada kalanya tanpa
kita sadari.
yang besar mendorong sikap konsumtif dalam berbelanja
tanpa pertimbangan. Mahatma Gandhi
pernah menyampaikan, "Seluruh isi bumi ini
sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan menjadi tidak cukup untuk
memenuhi keinginan dan keserakahan manusia." Keinginan manusia jika
diikuti tak akan pernah habisnya, sedangkan sesungguhnya kebutuhan kita sangat sederhana. Kita hanya membutuhkan sepasang sepatu
untuk dipakai, sebuah ranjang untuk tidur, sebuah rumah untuk ditempati.
Berapapun banyaknya sepatu, mobil, rumah yang kita
miliki tapi yang kita butuhkan sesungguhnya tak banyak. Kita tak mungkin
tinggal sekaligus di dua rumah, mengendarai sekaligus 2 mobil atau mengenakan sekaligus 2 pasang
sepatu. Karena itu mengikuti keinginan tak akan pernah habisnya, jadi mari
belanjalah karena kebutuhan.
Dorongan keinginan sering tidak mempertimbangkan
kondisi keuangan keluarga hingga akhirnya hutang menumpuk di akhir bulan. Berhutang
untuk hal yang konsumtif akan membuat keuangan rumah tangga menjadi tidak seimbang
dan berimbas pada keharmonisan dalam rumah tangga. Mudahnya mendapatkan dan
menggunakan kartu kredit pada era sekarang ini juga dapat menjadi masalah jika
tidak bijak dalam menggunakan. Sering pada akhirnya uang gaji habis untuk
membayar tagihan kartu kredit di awal bulan.
Kondisi seperti ini tentu tidak sehat bagi keuangan
dan ekonomi keluarga. Untuk itu segala
pengeluaran haruslah dilakukan dengan perencanaan
yang baik sesuai pendapatan keluarga.
“ Seluruh isi bumi ini sangat cukup untuk
rnemenuhi kebutuhan manusia, dan menjadi
tidak cukup untuk memenuhi keinginan
dan keserakahan
manusia “
Rencana Keuangan
Untuk menghindari atau mengerem kebiasaan boros
atau konsumtif yang sering tanpa disadari maka perlu membuat rencana keuangan keluarga.
Rencana keuangan penting untuk menjaga keseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, Pertama buat daftar
kebutuhan mendasar dalam rumah tangga. Jika kebutuhan mendasar
sudah mencukupi maka baru dibuat kebutuhan sekunder
dan cadangan biaya untuk hal-hal yang tak terduga.
Dalam perencanaan keuangan, perlu untuk mempertimbangkan
dan mengurangi hal-hal yang bersifat pemborosan, misalnya :
- Mengurangi jadwal makan di luar rumah terutama di
restoran yang mahal
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk
keperluan jarak dekat sehingga mengurangi pengeluaran biaya untuk
bahan bakar
- Mengontrol pemakaian listrik sehingga dapat
mengurangi pengeluaran biaya listrik
- Batasi perjalanan ke tempat- tempat yang dapat
merangsang sikap konsumtif misalnya ke
pusat
perbelanjaan. Mengajak keluarga ke taman-taman atau makan bersama di rumah
dapat
membangun
kebersamaan dalam keluarga.
- Dan lain lain
Belilah barang-barang yang sesuai dengan kondisi
ekonomi keluarga, barang yang mewah dan di luar kondisi keuangan keluarga
jangan dibeli. Dengan membuat perencanaan keuangan maka kita dapat mengontrol keuangan
keluarga dengan baik dan sekaligus mengontrol kebiasaan boros dan konsumtif. Jangan sampai masalah keuangan
yang disebabkan karena perilaku boros menjadi sebab perpecahan dan pertengkaran
dalam keluarga.
Menabung
Kebiasaan yang justru harus dibina adalah kebiasaan
menabung.
Menabung kebalikan dari perilaku boros. Upayakan untuk selalu menyisakan pemasukan keuangan keluarga untuk ditabung. Kejadian tak terduga yang memerlukan pengeluaran biaya yang kadang tak sedikit dapat terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Dengan kebiasaan menabung, kita mempunyai cadangan dana bagi keperluan ini. Tentu ini akan sangat meringankan beban keluarga.
Menabung kebalikan dari perilaku boros. Upayakan untuk selalu menyisakan pemasukan keuangan keluarga untuk ditabung. Kejadian tak terduga yang memerlukan pengeluaran biaya yang kadang tak sedikit dapat terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Dengan kebiasaan menabung, kita mempunyai cadangan dana bagi keperluan ini. Tentu ini akan sangat meringankan beban keluarga.
Kebiasaan menabung haruslah mengikutsertakan seluruh
anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga punya tanggung jawab terhadap
keluarga dan dapat mendidik anak-anak untuk hidup hemat dan bertanggung jawab.
Perilaku boros dan berfoya-foya tentu tak sesuai
dengan misi Buddha Maitreya dan juga tak sesuai dengan prinsip dasar membangun
Keluarga Maitreyani. Buddha Maitreya membimbing kita untuk hidup dalam
kesederhanaan dan wajar alami. Dengan hidup hemat, sederhana, dan bersahaja dan menghindari hidup boros, berarti kita
telah mendukung misi Buddha Maitreya untuk membangun keluarga yang harmonis dengan
alam.
Dengan demikian, mulia-lah keluarga yang kita
bangun!
Sumber : Khotbah Dharma
MP. Halim ZB
Ditulis kembali oleh :
Qing Xu
No comments:
Post a Comment