May 2, 2016

~ Sifat Yang Harus Dihindari Dalam Keluarga (3) ~

 ~BOROS~

Salah satu masalah yang sering dihadapi dalam kehidupan berkeluarga adalah masalah ekonomi
keluarga. Walau masalah ekonomi berkaitan dengan penghasilan dari suami dan atau istri, namun ini juga berkaitan dengan pengaturan penggunaan keuangan dalam keluarga. Sikap yang harus dihindari dalam pengaturan keuangan keluarga adalah sikap boros dan berfoya-foya.

Saat kita memilih hidup berkeluarga, satu hal yang sudah harus kita sadari bahwa kita sudah tak lagi hidup sendiri. Ada suami/istri dan anak- anak yang harus menjadi tanggung jawab kita. Jika saat masih belum berkeluarga, kita mau boros dan berfoya-foya, semua akibat adalah tanggung jawab kita sendiri. Tapi jika sudah berkeluarga, kita sudah harus menyingkirkan sikap egois yang
hanya memikirkan diri sendiri. Untuk itu kita harus bisa mempertimbangkan segala pengeluaran keuangan agar penghasilan keluarga dapat memenuhi semua kebutuhan mendasar dalam
kehidupan rumah tangga. Salah satunya hindari sikap boros dan suka berfoya-foya.

Kebutuhan dan Keinginan

Boros adalah sikap yang berlebih- lebihan dalam pemakaian uang, barang, dan sebagainya. Karena berlebih- lebihan maka sesungguhnya barang yang dibeli itu bukanlah yang benar-
benar dibutuhkan. Sering kita membeli sepatu baru padahal sepatu yang lama masih bagus dan layak dipakai. Melihat teman atau tetangga membeli mobil model terbaru, kita tertarik juga
membeli mobil baru walau dengan cara berhutang atau kredit. Motivasi membeli juga sering karena dirilisnya model baru, bukan karena yang lama sudah rusak atau karena memang
butuh. Saat mendekati akhir tahun atau hari raya, supermarket dan toko- toko melakukan penjualan dengan diskon besar-besaran. Pembelian dengan diskon sering menarik minat
kita untuk membeli walau barang itu tidak begitu dibutuhkan. Banyak peralatan rumah tangga yang dibeli hanya untuk menjadi pajangan di rumah dan memenuhi lemari-lemari dapur. Sikap ini ada kalanya tanpa kita sadari.

Perilaku boros disebabkan karena keinginan yang besar bukan karena kebutuhan.
Keinginan
yang besar mendorong sikap konsumtif dalam berbelanja tanpa pertimbangan. Mahatma Gandhi
pernah menyampaikan, "Seluruh isi bumi ini sangat cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia, dan menjadi tidak cukup untuk memenuhi keinginan dan keserakahan manusia." Keinginan manusia jika diikuti tak akan pernah habisnya, sedangkan sesungguhnya kebutuhan kita sangat sederhana. Kita hanya membutuhkan sepasang sepatu untuk dipakai, sebuah ranjang untuk tidur, sebuah rumah untuk ditempati.

Berapapun banyaknya sepatu, mobil, rumah yang kita miliki tapi yang kita butuhkan sesungguhnya tak banyak. Kita tak mungkin tinggal sekaligus di dua rumah, mengendarai sekaligus 2 mobil atau mengenakan sekaligus 2 pasang sepatu. Karena itu mengikuti keinginan tak akan pernah habisnya, jadi mari belanjalah karena kebutuhan.

Dorongan keinginan sering tidak mempertimbangkan kondisi keuangan keluarga hingga akhirnya hutang menumpuk di akhir bulan. Berhutang untuk hal yang konsumtif akan membuat keuangan rumah tangga menjadi tidak seimbang dan berimbas pada keharmonisan dalam rumah tangga. Mudahnya mendapatkan dan menggunakan kartu kredit pada era sekarang ini juga dapat menjadi masalah jika tidak bijak dalam menggunakan. Sering pada akhirnya uang gaji habis untuk membayar tagihan kartu kredit di awal bulan.

Kondisi seperti ini tentu tidak sehat bagi keuangan dan ekonomi keluarga. Untuk itu segala
pengeluaran haruslah dilakukan dengan perencanaan yang baik sesuai pendapatan keluarga.

“ Seluruh isi bumi ini sangat cukup untuk
rnemenuhi kebutuhan manusia, dan menjadi
tidak cukup untuk memenuhi keinginan
dan keserakahan
manusia “

Rencana Keuangan

Untuk menghindari atau mengerem kebiasaan boros atau konsumtif yang sering tanpa disadari maka perlu membuat rencana keuangan keluarga. Rencana keuangan penting untuk menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, Pertama buat daftar kebutuhan mendasar dalam rumah tangga. Jika kebutuhan mendasar
sudah mencukupi maka baru dibuat kebutuhan sekunder dan cadangan biaya untuk hal-hal yang tak terduga.

Dalam perencanaan keuangan, perlu untuk mempertimbangkan dan mengurangi hal-hal yang bersifat pemborosan, misalnya :
- Mengurangi jadwal makan di luar rumah terutama di restoran yang mahal
- Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor untuk keperluan jarak dekat sehingga                      mengurangi pengeluaran biaya untuk bahan bakar
- Mengontrol pemakaian listrik sehingga dapat mengurangi pengeluaran biaya listrik
- Batasi perjalanan ke tempat- tempat yang dapat merangsang sikap konsumtif misalnya ke
  pusat perbelanjaan. Mengajak keluarga ke taman-taman atau makan bersama di rumah dapat
  membangun kebersamaan dalam keluarga.
- Dan lain lain

Belilah barang-barang yang sesuai dengan kondisi ekonomi keluarga, barang yang mewah dan di luar kondisi keuangan keluarga jangan dibeli. Dengan membuat perencanaan keuangan maka kita dapat mengontrol keuangan keluarga dengan baik dan sekaligus mengontrol kebiasaan boros dan konsumtif. Jangan sampai masalah keuangan yang disebabkan karena perilaku boros menjadi sebab perpecahan dan pertengkaran dalam keluarga.

Menabung

Kebiasaan yang justru harus dibina adalah kebiasaan menabung.
Menabung kebalikan dari perilaku boros. Upayakan untuk selalu menyisakan pemasukan keuangan keluarga untuk ditabung. Kejadian tak terduga yang memerlukan pengeluaran biaya yang kadang tak sedikit dapat terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Dengan kebiasaan menabung, kita mempunyai cadangan dana bagi keperluan ini. Tentu ini akan sangat meringankan beban keluarga.

Kebiasaan menabung haruslah mengikutsertakan seluruh anggota keluarga sehingga setiap anggota keluarga punya tanggung jawab terhadap keluarga dan dapat mendidik anak-anak untuk hidup hemat dan bertanggung jawab.

Perilaku boros dan berfoya-foya tentu tak sesuai dengan misi Buddha Maitreya dan juga tak sesuai dengan prinsip dasar membangun Keluarga Maitreyani. Buddha Maitreya membimbing kita untuk hidup dalam kesederhanaan dan wajar alami. Dengan hidup hemat, sederhana, dan bersahaja dan menghindari hidup boros, berarti kita telah mendukung misi Buddha Maitreya untuk membangun keluarga yang harmonis dengan alam.

Dengan demikian, mulia-lah keluarga yang kita bangun!

Sumber : Khotbah Dharma MP. Halim ZB
Ditulis kembali oleh : Qing Xu

No comments:

Post a Comment