~ jangan mengungkit masa
lalu
Dan mencari kesalahan ~
Pada dasarnya tak ada
manusia yang sempurna. Kesempurnaan adalah milik LAOMU. Sebagai manusia yang
masih penuh dengan ikatan
dosa karma, kita masih sering melakukan kesalahan. Karena itulah mengapa kita
masih harus membina
Ketuhanan. Membina Ketuhanan adalah cara kita untuk mengasah diri agar semakin
peka atas kesalahan diri dan
berjuang memperbaiki diri menjadi yang lebih baik dari hari ke hari.
Tak ada kebaikan yang
akan kita dapatkan dengan terus mengungkit kesalahan masa lalu. Toch semua itu
sudah berlalu dan tak akan merubah
kisah atau kejadian masa lalu itu. Yang akan terjadi justru adalah perasaan
tertekan, sedih, atau kemarahan yang semakin
besar dari pasangan kita. Keluarga pun akan semakin banyak diisi cekcok dan
pertengkaran. Bukankah kita berkeluarga untuk bahagia bukan untuk membangun
derita.
Bahwa kita manusia
pernah melakukan kesalahan, ini adalah hal yang wajar terjadi pada setiap
orang. Sebagai manusia, kita sendiri pernah melakukan kesalahan yang tidak
sedikit bahkan kepada pasangan kita, baik kita sadari maupun tidak. Karena itu
janganlah kita mengungkit kesalahan pasangan kita , karena kita pun pasti pernah
melakukan kesalahan kepada pasangan kita, membuatnya sedih atau sakit
hati karena kata-kata atau sikap kita, baik yang disengaja ataupun tidak.
Hal yang juga harus
kita hindari dalam berkeluarga adalah mencari-cari kesalahan pasangan kita.
Orang yang selalu mencari kesalahan orang lain, maka tak akan pernah bisa
bahagia. Karena dalam pandangannya, semua orang tak ada yang baik, tak ada yang
benar. Orang yang demikian hanya menganggap dirinya sendiri yang benar. Jika
demikian bagaimana kita bisa bahagia karena semua orang adalah musuh dalam
hidupnya. Demikian juga jika kita sering mencari kesalahan pada pasangan kita,
maka pasangan kita itu ibarat musuh yang tak pernah benar. Apa gunanya kita
hidup berkeluarga jika setiap hari selalu menjadikan pasangan kita seperti
musuh yang selalu salah, bukan bagian dari keluarga yang seharusnya kita
kasihi.
Selalu mencari
kesalahan, akan membuat kita tak bisa lagi melihat sisi positif dari pasangan
kita. Kata-kata dan sikap perilakunya yang benar pun akan kita anggap salah.
Padahal dalam diri setiap orang ada sisi positif dan ada kebaikan yang pernah
dilakukan. Karena itu mari kita melihat sisi positif dari pasangan kita,
melihat kebaikan-kebaikannya, dan bersama menata kehidupan keluarga di hari ini
untuk menuju masa depan yang lebih baik.
Belajarlah untuk bisa
memaafkan pasangan kita. Dengan sikap pemaafan, barulah masalah besar jadi
kecil, masalah kecil menjadi tiada. Dengan pemaafan barulah dapat melihat semua
masalah dengan jernih dan tenang. Dengan pemaafan, barulah dapat menaklukkan
kemarahan dan kebencian. Dengan pemaafan, keluarga pun akan damai, harmonis,
dan bahagia.
Buddha Maitreya dengan
kasih-Nya yang luas, menerima kita manusia yang penuh dosa ini dengan penuh
kasih sayang. Kita yang penuh dosa dan masih sering melakukan kesalahan,
sesungguhnya tak layak untuk membantu misi-Nya yang agung dan mulia.
Tetapi Buddha Maitreya sangat penuh pengertian, Beliau terus memberi harapan kepada
kita bahwa kita akan bisa berubah menjadi lebih baik. Buddha Maitreya percaya
bahwa dalam setiap proses kehidupan, kita akan belajar dan sadar untuk menjadi
lebih baik. Karena itu Buddha Maitreya selalu membuka tangan-Nya menerima kita
bersama- Nya. Sebagai murid dan umat Maitreya, kita meneladani pribadi Buddha
Maitreya dengan juga menerima pasangan kita apa adanya. Artinya janganlah kita
mengungkit kesalahan pasangan kita dan selalu mencari kesalahannya, tetapi
dalam hati kita harus berisi pemaafan, pemakluman dan penerimaan kepadanya
dengan harapan bahwa pasangan kita pun
dapat berubah. Setiap orang punya kisah hidup sendiri yang unik dan indah.
Ajaklah pasangan kita
untuk mendekatkan diri kepada LAOMU dan Buddha Maitreya. Sama-sama membina dan
mengamalkan Ketuhanan. Sama-sama belajar saling memaafkan dan pemakluman,
sama-sama selalu melihat hal positif dari pasangan kita. Dengan demikian kita
akan bisa melewati semua rintangan dalam berkeluarga dengan ikhlas dan bahagia.
Keluarga bahagia, inilah keluarga dunia satu keluarga.
"Apa gunanya kita hidup berkeluarga jika setiap hari selalu menjadikan pasangan kita seperti musuh"
Sumber : Khotbah Dharma MP
Halim ZB
Ditulis kembali oleh : Qing
Xu
No comments:
Post a Comment