January 9, 2015

~ Aku punya kehidupan Yang Bahagia ~



Mengetahui bahwa usia yang kita miliki tak akan lama, sungguhmerupakan hal yang menyedihkan dan menakutkan. Namun berbeda respon yang ditunjukkan oleh Sam Berns. Saat ditanya tentang hal penting apa yang patut diketahui
orang-orang tentang dirinya, Sam Berns menjawab, "Aku punya kehidupan yang bahagia." Jawaban ini mengharukan karena Sam bukan orang biasa. Dia adalah seorang anak yang menderita penyakit progeria yaitu penyakit yang menyebabkan anak-anak tampak sangat tua bahkan pada usia lima tahun.

Progeria adalah penyakit yang sangat langka. Hanya sekitar 250 anak di dunia yang mengidap penyakit ini. Setelah lahir, Sam tumbuh normal seperti anak- anak lainnya hingga usia 1 tahun lebih pertumbuhannya melambat secara dramatis. Anak dengan progeria akan kehilangan sebagian besar lemak di tubuhnya, rambutnya rontok, dan kulitnya menipis serta menjadi kaku. Anak- anak tersebut juga mengalami kekakuan  sendi dan dislokasi pinggul. Tak ada yang berumur panjang. Sebagian meninggal pada usia tujuh hingga delapan tahun karena penyakit jantung.

Sam didiagnosis menderita progeria pada usia 2 tahun. Saat itu sedikit sekali informasi tentang progeria. Dan tak ada yang mau mendalami progeria karena kasus ini jarang terjadi dan dianggap tidak menarik. Namun kedua orang tua Sam,
Scott Berns dan Leslie Gordon, adalah dokter dan mereka segera membangun lembaga penelitian progeria yang didedikasikan untuk menemukan penyebab, penanganan, dan pengobatan untuk progeria. Sam adalah salah satu dari anak- anak yang menjadi objek penelitian penyakit ini.

Walau menderita progeria dan secara fisik sangat terbatas, tetapi Sam tak ingin orang mengasihani dirinya seperti dirinya yang tak pernah meratapi keadaannya, “ Meskipun banyak hambatan dan kesulitan dalam hidup saya yang
sebagian besar disebabkan oleh progeria, saya tidak ingin orang-orang mengasihani saya. Saya tidak mempermasalahkan hal-hal yang tidak dapat saya lakukan karena masih banyak hal yang bisa saya lakukan."

Karena itu walau dalam keterbatasan Sam tetap dengan semangat dan antusias belajar, membaca
buku mengikuti kegiatan pramuka, memainkan drum di grup drum band sekolahnya, mengambil bagian dalam olahraga, dan berbagai kegiatan lainnya.

Sam tidak ingin orang mengenang segala keterbatasan fisiknya, tapi dia ingin orang mengenangnya bahwa dia
mempunyai kehidupan yang bahagia walau mempunyai keterbatasan fisik. Sam Berns memang sudah meninggal setengah tahun yang lalu, tetapi kehidupannya telah memberi sumbangsih yang besar bagi dunia kedokteran dan kemampuannya untuk  terus bersyukur mampu meniupkan semangat optimisme yang besar.
 
"Aku tidak menghabiskan waktu untuk meratapi hidupku. Aku mengelilingi diriku dengan orang- orang tercinta dan tak pernah menyerah. ltu filosofiku untuk hidup bahagia. Aku berharap, tak peduli apa pun hambatanmu, juga bisa meraih hidup yang bahagia. "

Sam Berns telah menunjukkan Kepada kita melalui dirinya bahwa seorang dapat hidup bahagia walau penuh dengan keterbatasan. Great Sam!

&&&

( source : worldwide )



No comments:

Post a Comment