~ Keluarga Yang Bahagia ~
幸福快乐的家庭
Satu Visi-Satu
Misi
Visi keluarga
Maitreya adalah keluarga bahagia yang menjadi fondasi terbentuknya Dunia satu
keluarga. Tanpa visi untuk membangun dunia satu keluarga, maka keluarga yang
kita bangun tak ada bedanya dengan keluarga- keluarga lainnya, tak ada bedanya dengan
sebab jodoh keluarga yang kita jalin di kehidupan yang lalu. Jika demikian apa
makna mulia membangun hidup berkeluarga?
Mewujudkan
dunia satu keluarga adalah visi setiap umat Maitreya sebagai seorang insan,
sebagai bagian dari keluarga,
masyarakat, warga negara, dan penghuni bumi ini. Kemuliaan hidup kita dibangun
diatas terwujudnya visi ini. Demikian juga kemuliaan keluarga yang kita bangun,
terletak bagaimana perjuangan kita dalam keluarga sebagai bagian dari
mewujudkan dunia satu keluarga.
Saat pernikahan
berlutut dan berikrar di hadapan LAOMU dan Buddha Maitreya, saat itu kita
berikrar untuk menjadi bagian
dalam misi Buddha Maitreya. Menjadi bagian dalam misi Buddha Maitreya berarti
berjuang bersama untuk
ikut mewujudkan dunia satu keluarga yang dimulai dari dunia di dalam keluarga
kita masing-masing. Ikrar ini bukan hanya menjadi milik salah satu pasangan,
tapi menjadi ikrar suami atau istri. Karena ini adalah visi setiap umat
Maitreya. Karena itu setiap pasangan keluarga Maitreyani haruslah memiliki visi
yang sama yaitu mewujudkan dunia satu keluarga. Dengan satu visi, maka barulah
bisa memiliki satu misi.
Misi setiap
keluarga Maitreya adalah berjuang sepenuh hati dan tenaga membangun keluarga
bahagia dan harmonis.
Keluarga yang bahagia dan harmonis adalah fondasi terwujudnya dunia satu
keluarga. Jika masing- masing
pasangan memiliki misi yang sama, memiliki perjuangan yang sama membangun
keluarga bahagia dan harmonis
maka inilah awal terwujudnya dunia satu keluarga. Jadi, satukan misi suami
istri untuk bersama
berjuang sepenuh hati untuk membangun keluarga yang bahagia dan harmonis.
Awali dengan
Penerimaan
Keluarga yang
bahagia dan harmonis dimulai dari sikap untuk menerima dengan syukur sebab
jodoh keluarga yang sudah dibangun. Seorang bisa menjadi pasangan kita, tak
lepas dari sebab jodoh yang telah dijalin dalam kehidupan
lalu. Karena itu sekarang dalam kehidupan ini menjadi pasangan hidup kita.
Apapun sebab jodoh yang terjadi, terimalah dengan hati penuh syukur. Jangan pemah
menyesali karena bagaimana pun ikrar sudah dipanjatkan dan keluarga pun sudah
dibangun. Apalagi yang harus disesali? Ibarat nasi sudah jadi bubur, bagaimana
merubahnya kembali menjadi nasi? Kan lebih baik menerima dan mensyukurinya
saja?
Sebagai
manusia di dunia ini tak ada yang sempurna. Demikian juga dengan pasangan kita.
Jika setiap hari kita
mengeluhkan kekurangan pasangån kita, tak pernah puas dan selalu menuntut,
bagaimana bisa bahagia. Bukan
hanya diri sendiri tak bahagia, pasangan dan anak-anak kita pun tak bahagia?
Jadi terimalah pasangan kita
dengan pemakluman akan segala kekurangannya. Kalaupun ingin memberi masukan, komunikasikan
dengan baik. Bersyukurlah bahwa dia telah menjadi pasangan kita dan lihatlah sisi
positif yang telah
dimilikinya. Dengan hanya melihat sisi positif, maka akan timbul rasa saling
menghormati dan menghargai.
Ketika dalam keluarga ada rasa saling menghormati dan menghargai, barulah bisa membangun
keluarga yang bahagia.
Semua
perjuangan ini tentu tak mudah, butuh saling pengertian dan kesabaran. Namun
jika setiap
keluarga
Maitreyani punya visi dan misi membangun keluarga yang mulia, keluarga yang
bermakna, maka setiap dari
kita harus berjuang untuk mewujudkannya . Singkirkan ego diri, bersama menuju
keluarga harmonis dan bahagia. Selamat berjuang!
^^^
No comments:
Post a Comment