~ Keluarga Yang Beramal dan berkarya suci ~
行功了愿的家庭
Pilar
pembinaan adalah sujud, tobat dan karya suci Nurani. Tiga pilar inilah yang
menjadi kekuatan
kita dalam
membina Ketuhanan. Demikian juga dalam membina Keluarga Maitreyani. Keluarga
akan
menjadi kokoh,
kuat, dan harmonis jika seluruh anggota keluarga menerapkan prinsip pembinaan
dalam
membangun keluarga. Karena itu selain membangun keluarga yang berdoa (bersujud)
dan bertobat, maka keluarga yang kita bangun haruslah keluarga yang bisa
beramal dan berkarya suci.
Belajar
Memberi dan Berkorban
Sebagian besar
manusia lebih senang menerima daripada memberi. Sikap yang lebih suka menerima
membuat hati
semakin egois, tercekat, dan menderita. Saat tak ada yang memberi kepadanya,
maka hatinya terasa
menderita. Sebaliknya, orang yang sering memberi akan semakin bahagia. Karena
memberi berarti
melepaskan. Saat melepaskan akan ada kelegaan, kelegaan akan mendatangkan
kebahagiaan. Demikianlah
semakin kita sering memberi, maka kita akan semakin bahagia.
Beramal dan
berkarya suci adalah praktek nyata dari memberi dan berbagi. Dengan memberi dan
berbagi sesungguhnya kita sedang mempraktekkan kasih. Keluarga yang selalu
mempraktekkan kasih adalah langkah membangun keluarga yang kuat dan harmonis.
Prinsip dasar beramal adalah keikhlasan. Suami istri yang ikhlas dalam hidup akan
menghadåpi hidup dengan syukur, Orang yang menghadapi hidup dengan syukur, akan
meraih kebahagiaan dalam hidupnya.
Dalam keluarga
yang beramal, maka suami istri ikhlas memberi kepada pasangannya. Tiada pamrih
dan tuntutan yang
berlebihan kepada pasangannya. Orang tua yang sering beramal akan mendidik anak
tahu untuk berbagi
dan memberi juga. Anak yang sejak kecil tahu untuk berbagi, maka akan tumbuh
menjadi anak yang tak egois pada dirinya sendiri, tapi menumbuhkan sikap peduli
pada orang lain.
Demikianlah
keluarga yang tahu memberi, akan tahu pula berkorban. Setiap pahlawan adalah
orang yang berani berkorban.
Tidak ada kesucian, jika tak berani berkorban. Dalam sebuah keluarga, jika
setiap anggota keluarga bisa
berkorban maka semua masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh keluarga akan
terasa ringan untuk dihadapi. Berani berkorban waktu, berkorban hati, berkorban
perasaan, berkorban dana, berkorban tenaga, dan sebagainya. Inilah semangat
yang dimiliki para Buddha Bodhisattva.
Membangun
Kebersamaan
Illahi
Betapa indah
keluarga yang selalu beramal dan berkarya suci bersama. Saat di vihara ada
pembersihan pelita, satu keluarga
suami-istri dan anak-anak datang ke vihara untuk membantu membersihkan pelita,
menyapu, mengepel, dan ikut serta dalam membersihkan vihara. Kebersamaan yang
selalu dibina dalam berkarya suci, inilah kebersamaan Illahi.
Setiap orang
bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan leluhumya dalam hal membina
Ketuhanan.
Kesucian dan
kesempumaan adalah hasil perjuangan sendiri dan hak setiap orang untuk mencapai
kesucian dalam
hidupnya. Karena itu setiap pasangan harus mendukung pasangannya untuk
mendapatkan haknya dalam membina Ketuhanan. Betapa indah pasangan yang saling
mendukung untuk membina Ketuhanan,
beramal dan berkarya suci, sehingga kesempatan mencapai kesucian dan kesempurnaan
menjadi milik bersama.
Sebab jodoh membina keluarga, menjadi sebab jodoh Illahi. Inilah kebersamaan
Illahi.
Berkah Bersama
Beramal dan
berkarya suci berarti membangun berkah dalam hidup. Berkah ibarat tabungan
kebajikan dalam
kehidupan. Dengan tabungan berkahlah kita mengimpasi dosa dan karma. Dengan
tabungan berkah, kebahagiaan
dan kesuksesan abadi bisa diraih. Tanpa tabungan berkah, bagaimana meraih
kesuksesan jika hutang dosa
karma masih menumpuk belum dibayar?
Keluarga yang
tahu membangun amal dan berkarya suci adalah keluarga yang selalu menabung berkah. Setiap
anggota keluarga tahu beramal, maka berkah pun berlimpah dalam keluarga. Dengan demikian
kesulitan, ujian dan cobaan, mudah untuk dilalui. Kegemilangan dan kesuksesan
akan mudah untuk diraih. Karena
berkah yang dibangun adalah berkah bersama. Dengan semangat kebersamaan, saling mendukung dan
membantu dalam membina Ketuhanan, beramal dan berkarya suci, maka berkah pun
akan berlimpah.
Inilah keluarga yang penuh berkat.
Kebaikan akan
datang bagi orang yang selalu membangun kebaikan. Sebaliknya keburukan juga
akan hadir bagi orang
yang selalu berbuat buruk. Inilah hukum alam. Keluarga yang selalu beramal dan
berkarya suci, maka manggala
dan kebaikan akan senantiasa menyertai keluarga ini dan keburukan pun akan
menjauh. Inilah keluarga yang
penuh berkah. Karena itu membangun keluarga Maitreyani tak lepas dari beramal
dan berkarya suci. Keluarga
penuh berkah, para Buddha Bodhisatva pun melindungi.
^^^
Sumber
: Ceramah MP Halim Zen Bodhi
Ditulis
kembali oleh : Qing Xu
No comments:
Post a Comment