December 4, 2014

Bina keluarga maitreya (3)


~ Keluarga Yang Beramal dan berkarya suci ~
行功了愿的家庭

Pilar pembinaan adalah sujud, tobat dan karya suci Nurani. Tiga pilar inilah yang menjadi kekuatan
kita dalam membina Ketuhanan. Demikian juga dalam membina Keluarga Maitreyani. Keluarga akan
menjadi kokoh, kuat, dan harmonis jika seluruh anggota keluarga menerapkan prinsip pembinaan
dalam membangun keluarga. Karena itu selain membangun keluarga yang berdoa (bersujud) dan bertobat, maka keluarga yang kita bangun haruslah keluarga yang bisa beramal dan berkarya suci.

Belajar Memberi dan Berkorban

Sebagian besar manusia lebih senang menerima daripada memberi. Sikap yang lebih suka menerima

membuat hati semakin egois, tercekat, dan menderita. Saat tak ada yang memberi kepadanya, maka hatinya terasa menderita. Sebaliknya, orang yang sering memberi akan semakin bahagia. Karena memberi berarti melepaskan. Saat melepaskan akan ada kelegaan, kelegaan akan mendatangkan kebahagiaan. Demikianlah semakin kita sering memberi, maka kita akan semakin bahagia.


Beramal dan berkarya suci adalah praktek nyata dari memberi dan berbagi. Dengan memberi dan berbagi sesungguhnya kita sedang mempraktekkan kasih. Keluarga yang selalu mempraktekkan kasih adalah langkah membangun keluarga yang kuat dan harmonis. Prinsip dasar beramal adalah keikhlasan. Suami istri yang ikhlas dalam hidup akan menghadåpi hidup dengan syukur, Orang yang menghadapi hidup dengan syukur, akan meraih kebahagiaan dalam hidupnya.

Dalam keluarga yang beramal, maka suami istri ikhlas memberi kepada pasangannya. Tiada pamrih dan tuntutan yang berlebihan kepada pasangannya. Orang tua yang sering beramal akan mendidik anak tahu untuk berbagi dan memberi juga. Anak yang sejak kecil tahu untuk berbagi, maka akan tumbuh menjadi anak yang tak egois pada dirinya sendiri, tapi menumbuhkan sikap peduli pada orang lain.

Demikianlah keluarga yang tahu memberi, akan tahu pula berkorban. Setiap pahlawan adalah orang yang berani berkorban. Tidak ada kesucian, jika tak berani berkorban. Dalam sebuah keluarga, jika setiap anggota keluarga bisa berkorban maka semua masalah dan kesulitan yang dihadapi oleh keluarga akan terasa ringan untuk dihadapi. Berani berkorban waktu, berkorban hati, berkorban perasaan, berkorban dana, berkorban tenaga, dan sebagainya. Inilah semangat yang dimiliki para Buddha Bodhisattva.

Membangun
Kebersamaan Illahi

Betapa indah keluarga yang selalu beramal dan berkarya suci bersama. Saat di vihara ada pembersihan pelita, satu keluarga suami-istri dan anak-anak datang ke vihara untuk membantu membersihkan pelita, menyapu, mengepel, dan ikut serta dalam membersihkan vihara. Kebersamaan yang selalu dibina dalam berkarya suci, inilah kebersamaan Illahi.

Setiap orang bertanggung jawab pada dirinya sendiri dan leluhumya dalam hal membina Ketuhanan.
Kesucian dan kesempumaan adalah hasil perjuangan sendiri dan hak setiap orang untuk mencapai
kesucian dalam hidupnya. Karena itu setiap pasangan harus mendukung pasangannya untuk mendapatkan haknya dalam membina Ketuhanan. Betapa indah pasangan yang saling mendukung untuk membina Ketuhanan, beramal dan berkarya suci, sehingga kesempatan mencapai kesucian dan kesempurnaan menjadi milik bersama. Sebab jodoh membina keluarga, menjadi sebab jodoh Illahi. Inilah kebersamaan Illahi.

Berkah Bersama

Beramal dan berkarya suci berarti membangun berkah dalam hidup. Berkah ibarat tabungan kebajikan dalam kehidupan. Dengan tabungan berkahlah kita mengimpasi dosa dan karma. Dengan tabungan berkah, kebahagiaan dan kesuksesan abadi bisa diraih. Tanpa tabungan berkah, bagaimana meraih kesuksesan jika hutang dosa karma masih menumpuk belum dibayar?


Keluarga yang tahu membangun amal dan berkarya suci adalah keluarga yang selalu menabung berkah. Setiap anggota keluarga tahu beramal, maka berkah pun berlimpah dalam keluarga. Dengan demikian kesulitan, ujian dan cobaan, mudah untuk dilalui. Kegemilangan dan kesuksesan akan mudah untuk diraih. Karena berkah yang dibangun adalah berkah bersama. Dengan semangat kebersamaan, saling mendukung dan membantu dalam membina Ketuhanan, beramal dan berkarya suci, maka berkah pun akan berlimpah. Inilah keluarga yang penuh berkat.

Kebaikan akan datang bagi orang yang selalu membangun kebaikan. Sebaliknya keburukan juga akan hadir bagi orang yang selalu berbuat buruk. Inilah hukum alam. Keluarga yang selalu beramal dan berkarya suci, maka manggala dan kebaikan akan senantiasa menyertai keluarga ini dan keburukan pun akan menjauh. Inilah keluarga yang penuh berkah. Karena itu membangun keluarga Maitreyani tak lepas dari beramal dan berkarya suci. Keluarga penuh berkah, para Buddha Bodhisatva pun melindungi.

^^^

Sumber : Ceramah MP Halim Zen Bodhi
Ditulis kembali oleh : Qing Xu


No comments:

Post a Comment