Setiap orang
tua dalam menjalani kehidupan berumah tangga tentunya memiliki tugas dan peran
yang sangat penting. Orang tua adalah penanggung jawab utama pertumbuhan dan
perkembangan serta kepribadian anak. Tugas dan peran orang tua terhadap anaknya
selain melahirkan, membesarkan, mengasuh, membimbing, mendidik juga harus mampu
mengembangkan potensi yang ada pada diri anak. Anak-anak yang tumbuh dengan berbagai
bakat adalah karunia yang sangat indah. Di samping itu orang tua juga harus
memberi teladan dan mampu mengembangkan pertumbuhan pribadi dengan penuh tanggung
jawab dan penuh kasih sayang dan
tentu saja yang tidak boleh dilupakan, orang tua harus menanamkan iman kepada
anak- anaknya.
saja karena
jika anak hanya dipenuhi kebutuhan jasmaninya saja maka akan menyebabkan
kehidupan anak
menjadi sangat
tidak bermakna, itu artinya hidup yang sia-sia. Oleh karena itu orang tua
Maitreya selain berkewajiban memenuhi kebutuhan sandang, pangan, tempat tinggal
yg bersih dan nyaman serta memberikan pendidikan akademis yg baik untuk
anak-anaknya, orang tua Maitreya juga berkewajiban
mendidik dan
membimbing anak- anak agar mempunyai kehidupan yang kaya spiritual dan kaya
rohani.
Orang tua
Maitreya berkewajiban menanamkan Iman Maitreya kepada anak, menanamkan anak
akan nilai-
nilai moralitas
pribadi (lugu polos, jujur, sopan, ramah, dansebagainya) serta moralitas umum
enemetuhi
peraturan di
tempat belajar antri, menjaga ketenangan di tempat umum, memelihara fasilitas
umum,
dan
sebagainya). Peran orang tua Maitreya sangat dibutuhkan dalam mengarahkan dan
mendidik anak-
anaknya agar
dapat menjadi generasi handal yang siap membantu misi suci Maitreya yaitu
mewujudkan Dunia Satu Keluarga.
Qian Ren
berwelas asih mengatakan, perkembangan Wadah Ketuhanan kita kini telah memasuki
masa
penyelamatan
seluruh umat manusia yang mana di dalamnya terdapat orang kaya, orang
berpendidikan,
orang
terpandang dan sebagainya. Qian Ren ci bei mengatakan bahwa sebagai umat
Maitreya kita telah
dipilih LAOMU
untuk membantu misi suci Buddha Maitreya menyelamatkan tujuh milyar umat manusia.
Kita harus sungguh- sungguh membuka jalan keselamatan umat manusia dan ini
merupakan tanggung jawab nurani bagi kita siswa Maitreya. Sejarah telah memilih
kita, zaman telah memilih kita, kita begitu dimuliakan, karena itu kita harus mengembangkan
misi suci ini, ini adalah misi suci yang tidak dapat kita Untuk mencapai tujuan
tersebut maka sangat dibutuhkan SDM, kader, penerus yang handal. Anak- anak
dari keluarga Maitreya adalah masa depan Maha Dao Maitreya, mereka adalah
penerus kita, penerus generasi sebelumnya.
Persiapkan Ekonomi Keluarga Dengan baik
Untuk dapat
menghasilkan anak atau penerus yang berkualitas dan beriman, orang tua sudah
harus
mempersiapkan
diri dengan baik sebelum memasuki perkawinan. Adalah fakta bahwa banyak umat
sebelum
menikah sangat aktif ke vihara, namun setelah menikah menjadi jarang bahkan
tidak sedikit yang 'hilang', tidak terlihat lagi di vihara. Mengapa hal ini
terjadi? Adalah fakta kehidupan bahwa setelah menikah tanggung jawab ekonomi
meningkat.Jika dulu semasa masih sendiri, kebutuhan ekonomi hanya untuk
menghidupi diri sendiri
“ Anak-anak vegetarian
dengan penampilan cerdas dan sehat akan memberi dampak positif dalam
masyarakat.”
maka setelah
menikah kebutuhan ekonomi meningkat drastis, seperti kebutuhan akan tempat
tinggal yang
layak,
transportasi yang layak buat keluarga, kebutuhan sehari-hari yang makin
meningkat juga biaya pendidikan anak yang tinggi dan kebutuhan ekonomi ini akan
menjadi semakin tinggi jika ada anggota
keluarga yang
sakit. Jika selama single hidup terlalu santai, tidak giat bekerja, dan tidak
ada semangat
juang dan
tidak ada tabungan, akhirnya setelah menikah dan punya anak, seseorang harus
bekerja keras memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.Akibatnya seluruh waktu yang
ada tersita untuk memperbaiki
ekonomi, dan
waktu kevihara pun sudah tidak ada, karena juga disebabkan fisik dan pikiran
sudah sangat lelah, stres, sehingga hatipun tidak ada niat lagi untuk ke
vihara. Jika saja sebagai orang tua tidak ada waktu lagi ke vihara, lalu
bagaimana dengan anak-anaknya? Tentu saja tidak ada yang membawa mereka ke vihara,
akhirnya generasi Maitreya pun terputus. Untuk itu sebelum menikah para pemuda
atau pemudi harus mempersiapkan ekonomi dengan baik, agar waktu tidak tersita
untuk lembur kerja siang malam selama tujuh hari dalam seminggu.
Dengan ekonomi
yang mapan juga barulah dapat menyekolahkan anak dengan baik, dapat memberi
makanan
bergizi kepada anak, dapat memberi kursus ketrampilan yang mendukung kegiatan
vihara misalnya
kursus musik,
kursus MC, kursus vocal, dan sebagainya. Ekonomi yang baik akan mendukung
kelancaran
umat untuk xiu
dao ban dao apalagi jika kita hidup di kota besar. Biaya transportasi ke vihara
juga sangat
besar.
Seseorang yang tinggal di kota besar seperti Jakarta, jika ada kegiatan di vihara
pusat, atau mau
mengantar anak
latihan berbagai kegiatan di vihara, maka harus mengeluarkan biaya transportasi
yang
tidak sedikit.
Jadi kita harus realistis, seperti kata seorang pandita yang juga seorang
viharawan, jika umat-
umat kita
tidak mapan dalam karirnya maka Wadah Ketuhanan pun tidak ada masa depan.
Begitulah faktanya.
Persiapkan Anak Sejak Dalam Kandungan
Agar Wadah
Ketuhanan mempunyai masa depan yang gemilang kita membutuhkan generasi penerus
yang
cerdas, yang
sehat, yang mandiri, yang mempunyai karir yang mantap, anak-anak yang rajin,
yang giat bekerja, yang giat berkarya, yang ramah, yang menghargai kehidupan, yang
menginsafi keluhuran Tian Ming, anak-anak yang menginsafi makna luhur inisiasi
sejati berfirman anak-anak yang mempunyai kehidupan
yang kaya
spiritual dan kaya rohani.
Untuk
menciptakan generasi yang disebut di atas sebaiknya sudah dipersiapkan sejak
masih dalam kandungan, bahkan seharusnya jauh-jauh hari sebelum mengandung, ibu
(dan tentu juga ayahnya) sudah harus menjalani gaya hidup yang sehat,
mengkonsumsi makanan yang sehat dan yang pasti harus menjalani hidup yg kaya
spiritual dan rohani.
Mengapa kita
butuh anak yang cerdas dan sehat? Karena melalui anak yang cerdas dan sehat
maka ke depannya akan memudahkan kita terjun ke masyarakat umum. Anak- anak
vegetarian dengan penampilan
cerdas dan
sehat akan memberi dampak positif dalam masyarakat. Sebaliknya anak yang bodoh dan
sakit-sakitan selain memberi pandangan negatif tentang Maitreya (dalam hal ini
vegetariannya) juga akan menyita perhatian, waktu, dan materi orang tua,
sehingga akan mengganggu pembinaan diri dan iman sekeluarga karena waktu untuk ke
vihara dan membantu vihara pun sudah tidak tersisa lagi. Orang tua terlalu
lelah dan terlalu sibuk bolak balik antar anak ke dokter dan ke berbagai kursus
pelajaran tambahan.
Membahas
tentang kecerdasan, menurut pandangan terdahulu kecerdasan manusia hanya
dipengaruhi oleh tingkat IQ (intelligence quotient) saja. Sehingga ada anggapan
bahwa semakin tinggi tingkat IQ-nya, maka manusia tersebut akan mendapatkan kesempatan
kesuksesan lebih tinggi dibanding manusia lain yang
mempunyai
tingkat IQ di bawahnya. Tetapi kenyataan dalam kehidupan sehari-hari ditemukan
bahwa IQ
bukan
merupakan jaminan terhadap kesuksesannya. Banyak ditemukan orang yang gagal
dalam hidupnya
walaupun dia
mempunyai IQ tingkat tinggi. Ternyata anggapan bahwa IQ menjadi penjamin
kesuksesan
kehidupan
seseorang dapat dimentahkan dengan munculnya SQ (spiritual quotient) dan EQ
(emotional
quotient).
Maka selain IQ tinggi, manusia juga harus mempunyai SQ dan EQ yang tinggi pula
agar mendapatkan kesempatan untuk sukses.
Seorang
psikolog dan ahli pendidikan dari Universitas Harvard AS yaitu Prof. Dr. Howard
Gardner merumuskan teorinya Multiple Intelligences (kecerdasan ganda/ majemuk).
Hal ini melatarbelakangi standar kecerdasan dan kegagasan rasionalisme dimana
kecerdasan manusia ditinjau dari tingkat IQ (intelligence quotient) yang
tinggi, oleh
karenanya Gardner membuat riset dengan memberikan contoh-contoh bahwa orang
yang
sukses tidak
hanya ditentukan dan mengandalkan IQ tinggi. Contohnya adalah Maradona (Brasil)
dan
Ronaldinho
(Argentina) di mana keduanya merupakan pemain sepak bola, Mozart (anak usia 4
tahun) sudah mahir memainkan piano, juga Beethoven dan Kenny G yang sangat cerdas
pula memainkan alat musik.
Prof.
Dr.Howard Gardner mengemukakan 9 kecerdasan yaitu:
1. Inteligensi
linguistik
(Linguistic
intelligence)
Kemampuan
untuk menggunakan dan mengolah kata-kata secara efektif baik secara oral maupun
secara
tertulis. Misalnya : pencipta puisi, editor, jurnalis, dramawan, sastrawan,
orator. Beberapa tokoh
yang mempunyai
kecerdasan ini adalah : Sukarno, Paus Yohanes Paulus Il, Winston Churhill.
2. Inteligensi
matematis- logis
(Logical-mathematical
intelligence)
Kemampuan ini
berkaitan dengan penggunaan bilangan dan logika. Jalan pikiran bernalar dengan
mudah mengembangkan pola sebab akibat. Misalnya : matematikawan, programer, logikus.
Beberapa tokoh terkenal seperti:
Einstein (ahli fisika ), Habibie ( ahli pesawat ).
3. Inteligensi
ruang
(Spatial
intelligence)
Kemampuan
untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal
bentuk dan
benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat. Misalnya:
arsitek,
dekorator.
Beberapa tokoh terkenal seperti: Sidharta (pemahat), Pablo Picasso (pelukis).
4. Inteligensi
kinestetic-badani
(bodily-kinesthetic
intelligence)
Kemampuan
menggunakan tubuh atau gerak tubuh untuk mengekspresikan gagasan dan perasaan.
Misalnya: aktor, atlet, penari, ahli bedah. Beberapa tokoh terkenal yang
mempunyai kecerdasan ini adalah Charlie
Chaplin
(pemain pantonim yang ulung), Steven Seagal (actor).
5. Inteligensi
musikal
(Musical
intelligence)
Kemampuan
untuk mengembangkan, mengekspresikan, dan menikmati bentuk-bentuk musik dan
suara, peka terhadap
ritme, melodi, dan intonasi serta kemampuan memainkan alat musik. Misalnya : komponis.
Beberapa tokoh terkenal seperti Beethoven, Mozart.
6. Inteligensi
interpersonal
(Interpersonal
intelligence)
Kemampuan
untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi, motivasi, watak,
temperamen orang lain. Kemampuan yang menonjol dalam berelasi dan berkomunikasi
dengan berbagai orang. Misalnya: komunikator,
fasilitator. Beberapa tokoh terkenal yang mempunyai kecerdasan ini adalah
Mahatma Gandhi (tokoh
perdamaian India), Ibu Teresa (Pejuang kaum miskin).
7. Inteligensi
intrapersonal
(Intrapersonal
intelligence )
Kemampuan
memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman tersebut. Memahami
perasaan
sendiri dan kemampuan membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan
kelemahan diri.
Sistem
keagamaan, teori psikologi, ritual hidup sehari-hari. Terus memiliki peran
penting karena perkembangan masyarakat yang semakin kompleks, yang banyak
dihadapkan pada masalah-masalah pengambilan keputusan. Misalnya : Psikoterapis,
Pemimpin keagamaan. Tokoh terkenal seperti Victor Frankl (neurolog dan psikiater).
8. Inteligensi
lingkungan/naturalis
(Naturalist
intelligence )
Kemampuan
untuk mengerti flora dan fauna dengan baik, menikmati alam, mengenal tanaman
dan binatang
dengan baik.
Charles Darwin, merupakan tokoh terkenal dengan kecerdasan Naturalist
Intelligence.
9. Inteligensi
eksistensial
(Exixtential
intlligence )
Kemampuan
menyangkut kepekaan dan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan
terdalam
keberadaan atau eksistensi manusia. Misalnya persoalan mengapa ada, apa makna
hidup ini.
Tokoh terkenal
yang mempunyai kecerdasan ini seperti Plato, Sokrates, Thomas Aquina.
Demikianlah
bahwa yang disebut kecerdasan bukanlah hanya diukur dengan IQ saja.
By : Pdt. Md. Lilimetta
( Source : 18th maitreya magazine )
No comments:
Post a Comment