Cara Zhao Zhou Melayani
Tamu
Suatu hari, Raja Zhen Ding Shi
membawa anak-anaknya pergi menemui Zhao Zhou Cong Nian, namun Zhao Zhou tidak
turun dari ranjang meditasi untuk menyambut, malahan bertanya pada raja :
Zhao Zhou : “Raja! Anda mengerti?”
Raja :
“Tidak!”
Zhao Zhou : “ Saya sejak kecil bervegetarian, sekarang saya sudah tua,
tidak ada tenaga lagi untuk turun Ranjang menyambut orang.”
Raja mendengar itu, semakin merasa
segan terhadap Zhao Zhou.
Keesokan harinya, Raja meminta
pejabatnya untuk mengantarkan pesan, tak disangka Zhao Zhou turun ranjang untuk
menerima pesan. Sesaat kemudian, sang pejabat merasa curiga dan bertanya :
Pejabat :: “Semalam
raja hadir, Bhiksu dengan beraninya tidak turun ranjang menyambut.
Hari ini hanya saya yang datang, kenapa
Bhiksu turun ranjang menyambut ?”
Zhao Zhou : “Inilah yang kamu tidak mengerti! Orang
level pertama menemui saya,
Saya menyambutnya di atas ranjang ; level
menengah menemui saya,
Saya turun ranjang menyambut ; level paling
rendah menemui saya, maka
Saya harus keluar rumah untuk menyambutnya
!”
Penjelasan :
Zhen Ding
Shi adalah saudara kandung dari Raja Dinasti Tang, Beliau sangat disegani
berbagai kalangan sehingga kedatangan Beliau selalu disambut dengan hormat.
Namun Zhao Zhou dengan lantangnya duduk di atas ranjang menyambut dan
berkata,”Anda mengerti kenapa saya tidak turun ranjang ?”
Laksa Dharma
bersifat dinamis, datang-pergi, naik- turun leluasa, itulah ajaran tanpa kata
dari Zhao Zhou. Sayang, maknanya terlalu tinggi, Sang Raja tidak mampu
memahaminya. Kemudian Zhao Zhou dengan kebijaksanaan tinggi, memilih
membicarakan keluhuran De (kebajikan), dengan sebutan “Maha Master Zen”. Maha
+Master+Zen, tiga kata inilah yang bisa dimaknai oleh Sang Raja sehingga membuatnya
semakin segan terhadap Zhao Zhou.
Kedudukan
semakin tinggi, semakin tidak boleh segan menghadapinya karena ia telah
terbiasa dihormati. Master Zen harus membangkitkan umat, bukan memanjakan umat
dan tentu harus menghadapinya dengan cara yang berlawanan dengan kebiasaannya,
baru bisa menciptakan getaran yang menggugah.
Keesokian
harinya, wakil Raja datang menyampaikan pesan, Zhao Zhou segera turun ranjang
menyambut, inilah yang disebut menyambut dengan hormat. Kenapa begitu ? Karena
Sang Raja datang memohon bimbingan, maka dilayani dengan Dao (ajaran),
sedangkan wakil Raja hanya menyampaikan pesan, maka dilayani dengan Li
(hormat).
Dan yang
terakhir, Zhao Zhou menjelaskan cara menyambut tamu dengan tiga cara, tentunya
merupakan intuisi Zhao Zhou yang paling mendalam dalam proses pembinaan selama
hidupnya.
Di kala
orang-orang merasa segan terhadap kita, semakin hormat kepada kita, sebenarnya
itu menandakan bahwa hubungan kita dengan mereka semakin renggang. Saat kita
bertamu ke rumah teman dan ternyata teman kita menyambut di depan pintu, maka
kita harus segera introspeksi diri, apakah kita adalah orang pada level yang
rendah ?
Demikian
juga dalam proses pembinaan kita, xiudao
dan bandao tidak terlepas dari
introspeksi diri, dengan bersujud, berdoa dan bertobat. Jadikanlah bersujud,
berdoa dan bertobat sebagai bagian dari introspeksi diri. Seperti kata-kata
Y.A. Hao Ci Da Di,” 天下第一等人做天下第一等事” yang artinya orang nomor satu di dunia melakukan tugas nomor satu di
dunia. Mampu melaksanakan introspeksi diri (bersujud, berdoa dan bertobat) maka
ia adalah orang nomor satu di dunia. Musuh Terbesar Manusia adalah Dirinya
Sendiri, Introspeksi diri (bersujud, berdoa dan bertobat ) adalah sebuah
perjuangan untuk mengalahkan diri sendiri, jika mampu mengalahkan diri sendiri,
tentulah merupakan orang nomor satu di dunia !!!
Dalam catatan (Li Zi) tertulis, Yang Zhu
sebelum menjumpai Lao Zi, pernah mampir ke satu penginapan. Saat itu, tamu-tamu
menyambutnya di depan pintu, tuan tanah menyiapkan tempat duduk dan nyonya tanah
mengambilkan peralatan mandi untuk melayaninya. Hingga kemudian setelah Lao Zi
membimbing keras, Yang Zhu pun tersadarkan ! Malahan ketika sampai ke
penginapan tersebut, semua orang berebut kursi darinya !
***
( Source : Suara Dharma Maitreya )
No comments:
Post a Comment