Di siang
yang sejuk, di kamar kost ku seperti hari-hari biasa, duduk di depan komputer
untuk meneruskan skripsiku yang belum kunjung selesai. Sebentar aku meregangkan
semua persendian dan pinggangku, sekilas sudut mataku menangkap seonggok barang
di depan pintu kamarku.
Setelah 2
hari…kuambil keset yang telah kurendam itu lalu ku sikat. Kotoran yang melekat
disana seakan enggan lepas. Kusikat kembali dengan sekuat tenaga, lalu kuambil
air panas dan pemutih, keset yang masih kotor itu aku siram dengan air panas,
kurendam lagi, lalu kucuci dan rendam dengan pemutih. Sampai akhirnya kotoran
itu bisa lepas dan keset itu bersih.
Untuk sesaat
aku terpaku, pikiranku melayang membayangkan kala aku adalah keset itu. Keset
tersebut bila diumpamakan dengan kita yang penuh dengan dosa dan noda, untuk
membersihkan noda dan dosa tersebut kita butuh perjuangan yang sangat besar dan
kadang menyakitkan. Kita harus melawan semua bentuk keegoisan kita, melawan
semua kebodohan dan kesesatan kita, berjuang untuk mencemerlangkan nurani dan
tentu saja perjuangan mencemerlangkan nurani tidak bisa hanya mengandalkan
kekuatan sendiri. Keset pun butuh pemutih dan detergen untuk membersihkannya
dari noda . Kita pun butuh kekuatan LAO MU dan Buddha Maitreya karena dosa yang
melekat pada diri kita sudah terlampau banyak dan pekat. Jika kita tidak
membiarkan diri kita, membuka hati kita untuk menerima cahaya LAO MU, sulit
rasanya kita bisa membersihkan diri kita dari dosa dan kesesatan.
Hanya dengan
sujud pertobatan dengan sepenuh hati dan melakukan 3 amal maka diri kita baru
bisa perlahan-lahan melunasi dosa karma kita. Perjuangan ini adalah perjuangan
seumur hidup kita . marilah selangkah demi selangkah menjadi keset yang selain
bisa memberikan manfaat terhadap orang lain tanpa memandang segala status dan
kondisi namun juga sekaligus keset yang bersih tanpa menyimpan noda.
( Source : SY )
*****
No comments:
Post a Comment