Penyebab Timbulnya Hutang Karma
Oleh : Maha Sesepuh Gautama Hardjono
Ditulis ulang oleh : Pdt. Satya
Vira, S.Pd.B
Kehidupan bertumimbal lahir selama enam laksaan tahun
lamanya menyebabkan kita telah banyak menimbun dosa dan karma . Melupakan akar
pokok yang azaliah yaitu Hati Nurani yang bebas dari dosa dan karma, akhirnya
kita terjatuh dalam perangkap hutang karma dan tidak dapat lagi bersua dengan
Lao Mu, Bunda Ilahi. Setiap manusia mempunyai hutang karma yang berbeda-beda
satu sama lainnya. Jika pada kehidupan lampau kita menanam sebab yang tidak
baik (batil), maka di kehidupan yang akan datang pasti akan menerima akibat dari karma batil tersebut.
Demikian juga jika pada kehidupan lampau kita menanam bibit yang baik (bajik),
maka pada kehidupan berikutnya pasti akan mendapatkan pembalasan karma yang
baik pula.
Pada tahun 1977, dalam amanat suci Bodhisatva Penguji
tertulis :” Setiap manusia yang hdup di dunia ini haruslah membina diri”.
Membina diri sangatlah berhubungan erat dengan tingkah laku dan perbuatan kita
dalam kehidupan sehari-hari. Jadi membina diri adalah upaya untuk memperbaiki
atau mengubah semua tingkah laku dan perbuatan yang tidak baik. Kita semua
mempunyai hutang karma, maka perlu membina diri.
Selanjutnya Bodhisatva Penguji mengatakan ada tujuh poin
penyebab timbulnya hutang karma . Ketujuh poin tersebut adalah :
" Jika penderitaan orang lain telah terselesaikan,
maka kesempurnaan kesucian diri sendiri
akan tercapai dengan sendirinya.
Inilah yang disebut dengan pengamalan hati nurani."
1. Makanan
Setiap orang membutuhkan makanan agar dapat melangsungkan
hidupnya. Sebagian besar dari kita beranggapan apa yang kita makan adalah
masalah yang biasa, jadi dari mana bisa menyebabkan timbulnya hutang karma ?
Tetapi kita lupa bahwa yang disantap kebanyakan orang adalah daging hewan.
Itulah sebab timbulnya hutang karma. Setiap hewan juga memiliki percikan roh
Tuihan yang sama dengan kita, cuma
saja wujudnya yang berbeda. Dengan kita menyantap daging, maka akan menimbulkan
karma pembunuhan yang harus kita bayar kelak. Oleh sebab itu dalam membina diri
yang pertama-tama adalah membina atau membersihkan mulut dengan cara
bervegetarian. Tujuan bervegetarian adalah untuk memutuskan ikatan karma pembunuhan.
2. Bermabuk-mabukan
Minum minuman keras sampai menyebabkan mabuk, tentu saja
tidak dibenarkan. Arak
dapat merusak badan jasmani dan mengganggu sistem syaraf otak. Saat sedang mabuk
menyebabkan kita tidak sadarkan diri sehingga melakukan berbagai tindakan
kejahatan, yang pada akhirnya akan membawa dosa karma.
3. Melakukan Tindakan
Asusila
Dalam membina diri, melakukan perbuatan asusila sangatlah
dipantangkan, jika sudah melanggar sila ini maka pembinaan kita akan menjadi
sia-sia seumur hidup. Oleh sebab itu poin yang satu ini harus selalu
diperhatikan dengan baik agar tidak menyesal di kemudian hari.
4. Berjudi
Orang berjudi dengan harapan menang dan cepat kaya, tetapi
kenyataannya malah kalah dan ludes semua. Orang yang suka berjudi sebenarnya
adalah seorang yang tamak atau serakah untuk cepat menjadi kaya. Ketahuilah
kebenaran berjudi tidak dapat membuat seseorang menjadi kaya. Garis kehidupan
atau nasib kita telah ditentukan dalam hidup ini. Kalau pada dasarnya kita
tidak ada rejeki lalu berjudi, bagaimanapun tidak akan menjadi kaya. Saat
seseorang tidak mempunyai uang untuk berjudi lagi, ia akan terdorong melakukan
kejahatan, pada akhirnya akan menimbulkan dosa dan karma.
5. Menggunakan
Obat-Obat Terlarang
Banyak remaja kini
yang tidak memahami bahayanya menggunakan obat-obatan terlarang ini lalu
mencobanya, pada akhirnya akan meracuni hidup kita dan mertusak badan jasmani
pula. Selain itu dapat menjerumuskan diri ke lembah dosa dan karma. Seseorang
yang sudah ketagihan menggunakan obat-obat terlarang, akan membuat masa
depannya menjadi kabur dan sia-sia dalam hidup ini. Oleh sebab itu, seseorang
yang membina diri terutama kaum remaja, janganlah sekali-kali mencoba untuk
menggunakannya, karena akan bersifat fatal bagi diri sendiri.
6. Menipu
Orang yang suka
menipu orang lain sebenarnya adalah seorang yang licik. Dia akan berusaha
memikirkan 1001 macam cara menipu orang lain. Menipu orang berarti telah
merugikan orang lain dan sudah pasti akan menimbulkan dosa dan karma.
Sesungguhnya, menipu orang lain adalah menipu diri sendiri.
7. Mencuri atau Merampok
Mencuri juga akan
menyebabkan hutang karma. Seseorang yang suka mencuri sebenarnya adalah orang
yang malas bekerja. Mencuri sesuatu yang bukan milik kita berarti juga mencuri
barang kepunyaan kita sendiri. Mencuri kepunyaan orang lain, maka pada suatu
saat pasti barang kepunyaan kita akan dicuri oleh orang lain. Inilah hukum
pembalasan karma.
Yang terpenting
dalam membina diri adalah kita dapat merealisasikan atau mengamalkan semua
dharma yang telah kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus selalu
menuntut kemajuan dalam pembinaan diri dari hari ke hari. Kita mengetahui bahwa
menyantap daging, bermabuk-mabukan, melakukan tindakan ausila, berjudi,
menggunakan obat-obat terlarang, menipu orang lain, dan mencuri dapat
menyebabkan timbulnya hutang karma, maka harus kita hindari sejauh-jauhnya agar
tidak lagi menimbun hutang karma yang baru. Dengan demikian, berarti kita telah
selangkah lebih maju dalam proses membina diri.
Membina diri tidak
terlepas dari beramal pahala membangun pahala kebajikan guna mengimpasi dan
melunasi hutang karma kita, dengan cara sering datang ke Istana Lao Mu (vihara)
untuk mendengarkan dharma, berbakti puja agar pintu kearifan kita terbuka. Selain itu, kita
juga harus giat dalam melakukan tri amal (amal materi, amal dharma, amal
semangat atau tenaga) sesuai dengan kemampuan.
Apa yang dapat kita
berikan untuk Lao Mu maka persembahkanlah dengan setulus hati. Demikianlah
keluhuran dari membina diri, dapat mengubah nasib menjadi lebih baik dan
mengimpasi hutang karma. Jika semua hutang karma sudah terlunasi maka dengan
sendirinya akan tercapai kesempurnaan Buddha-Bodhisatva.
***
No comments:
Post a Comment