August 16, 2013

~ Penyebab Timbulnya Hutang Karma ~



Penyebab Timbulnya Hutang Karma

Oleh : Maha Sesepuh Gautama Hardjono

Ditulis ulang oleh : Pdt. Satya Vira, S.Pd.B



Kehidupan bertumimbal lahir selama enam laksaan tahun lamanya menyebabkan kita telah banyak menimbun dosa dan karma . Melupakan akar pokok yang azaliah yaitu Hati Nurani yang bebas dari dosa dan karma, akhirnya kita terjatuh dalam perangkap hutang karma dan tidak dapat lagi bersua dengan Lao Mu, Bunda Ilahi. Setiap manusia mempunyai hutang karma yang berbeda-beda satu sama lainnya. Jika pada kehidupan lampau kita menanam sebab yang tidak baik (batil), maka di kehidupan yang akan datang pasti akan menerima akibat dari karma batil tersebut. Demikian juga jika pada kehidupan lampau kita menanam bibit yang baik (bajik), maka pada kehidupan berikutnya pasti akan mendapatkan pembalasan karma yang baik pula.



Segala sesuatu tidak akan terjadi dengan sendirinya, pasti ada sebab musababnya. Pembalasan hutang karma sangatlah adil dan mengerikan ! Inilah yang menyebabkan mengapa nasib setiap manusia berbeda di atas dunia ini. Ada yang sangat kaya melimpah, ada pula yang miskin melarat: pintar-bodoh: sehat-penyakitan: dan sebagainya. Janganlah mengeluh dan menyalahkan Lao Mu tidak adil, karena yang menyebabkan semua ini sebenarnya adalah diri kita sendiri. Pepatah Cina kuno mengatakan, “ Siapa yang berbuat, dia yang harus bertanggung jawab”. Oleh sebab itu marilah kita mulai membina diri, percayalah bahwa dengan menjalani kehidupan pembinaan kita akan dapat menemukan jalan untuk mencegah dan menghindar dari pembalasan karma yang buruk.



Pada tahun 1977, dalam amanat suci Bodhisatva Penguji tertulis :” Setiap manusia yang hdup di dunia ini haruslah membina diri”. Membina diri sangatlah berhubungan erat dengan tingkah laku dan perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari. Jadi membina diri adalah upaya untuk memperbaiki atau mengubah semua tingkah laku dan perbuatan yang tidak baik. Kita semua mempunyai hutang karma, maka perlu membina diri.



Selanjutnya Bodhisatva Penguji mengatakan ada tujuh poin penyebab timbulnya hutang karma . Ketujuh poin tersebut adalah :

" Jika penderitaan orang lain telah terselesaikan, 
maka kesempurnaan kesucian diri sendiri 
akan tercapai dengan sendirinya.
Inilah yang disebut dengan pengamalan hati nurani."



1. Makanan



Setiap orang membutuhkan makanan agar dapat melangsungkan hidupnya. Sebagian besar dari kita beranggapan apa yang kita makan adalah masalah yang biasa, jadi dari mana bisa menyebabkan timbulnya hutang karma ? Tetapi kita lupa bahwa yang disantap kebanyakan orang adalah daging hewan. Itulah sebab timbulnya hutang karma. Setiap hewan juga memiliki percikan roh Tuihan yang sama dengan kita, cuma saja wujudnya yang berbeda. Dengan kita menyantap daging, maka akan menimbulkan karma pembunuhan yang harus kita bayar kelak. Oleh sebab itu dalam membina diri yang pertama-tama adalah membina atau membersihkan mulut dengan cara bervegetarian. Tujuan bervegetarian adalah untuk memutuskan ikatan karma pembunuhan.



2. Bermabuk-mabukan



Minum minuman keras sampai menyebabkan mabuk, tentu saja tidak dibenarkan. Arak dapat merusak badan jasmani dan mengganggu sistem syaraf otak. Saat sedang mabuk menyebabkan kita tidak sadarkan diri sehingga melakukan berbagai tindakan kejahatan, yang pada akhirnya akan membawa dosa karma.



3. Melakukan Tindakan Asusila



Dalam membina diri, melakukan perbuatan asusila sangatlah dipantangkan, jika sudah melanggar sila ini maka pembinaan kita akan menjadi sia-sia seumur hidup. Oleh sebab itu poin yang satu ini harus selalu diperhatikan dengan baik agar tidak menyesal di kemudian hari.



4. Berjudi



Orang berjudi dengan harapan menang dan cepat kaya, tetapi kenyataannya malah kalah dan ludes semua. Orang yang suka berjudi sebenarnya adalah seorang yang tamak atau serakah untuk cepat menjadi kaya. Ketahuilah kebenaran berjudi tidak dapat membuat seseorang menjadi kaya. Garis kehidupan atau nasib kita telah ditentukan dalam hidup ini. Kalau pada dasarnya kita tidak ada rejeki lalu berjudi, bagaimanapun tidak akan menjadi kaya. Saat seseorang tidak mempunyai uang untuk berjudi lagi, ia akan terdorong melakukan kejahatan, pada akhirnya akan menimbulkan dosa dan karma.



5. Menggunakan Obat-Obat Terlarang



Banyak remaja kini yang tidak memahami bahayanya menggunakan obat-obatan terlarang ini lalu mencobanya, pada akhirnya akan meracuni hidup kita dan mertusak badan jasmani pula. Selain itu dapat menjerumuskan diri ke lembah dosa dan karma. Seseorang yang sudah ketagihan menggunakan obat-obat terlarang, akan membuat masa depannya menjadi kabur dan sia-sia dalam hidup ini. Oleh sebab itu, seseorang yang membina diri terutama kaum remaja, janganlah sekali-kali mencoba untuk menggunakannya, karena akan bersifat fatal bagi diri sendiri.



6. Menipu

Orang yang suka menipu orang lain sebenarnya adalah seorang yang licik. Dia akan berusaha memikirkan 1001 macam cara menipu orang lain. Menipu orang berarti telah merugikan orang lain dan sudah pasti akan menimbulkan dosa dan karma. Sesungguhnya, menipu orang lain adalah menipu diri sendiri. 



7. Mencuri atau Merampok



Mencuri juga akan menyebabkan hutang karma. Seseorang yang suka mencuri sebenarnya adalah orang yang malas bekerja. Mencuri sesuatu yang bukan milik kita berarti juga mencuri barang kepunyaan kita sendiri. Mencuri kepunyaan orang lain, maka pada suatu saat pasti barang kepunyaan kita akan dicuri oleh orang lain. Inilah hukum pembalasan karma.



Yang terpenting dalam membina diri adalah kita dapat merealisasikan atau mengamalkan semua dharma yang telah kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus selalu menuntut kemajuan dalam pembinaan diri dari hari ke hari. Kita mengetahui bahwa menyantap daging, bermabuk-mabukan, melakukan tindakan ausila, berjudi, menggunakan obat-obat terlarang, menipu orang lain, dan mencuri dapat menyebabkan timbulnya hutang karma, maka harus kita hindari sejauh-jauhnya agar tidak lagi menimbun hutang karma yang baru. Dengan demikian, berarti kita telah selangkah lebih maju dalam proses membina diri.



Membina diri tidak terlepas dari beramal pahala membangun pahala kebajikan guna mengimpasi dan melunasi hutang karma kita, dengan cara sering datang ke Istana Lao Mu (vihara) untuk mendengarkan dharma, berbakti puja agar  pintu kearifan kita terbuka. Selain itu, kita juga harus giat dalam melakukan tri amal (amal materi, amal dharma, amal semangat atau tenaga) sesuai dengan kemampuan.

Apa yang dapat kita berikan untuk Lao Mu maka persembahkanlah dengan setulus hati. Demikianlah keluhuran dari membina diri, dapat mengubah nasib menjadi lebih baik dan mengimpasi hutang karma. Jika semua hutang karma sudah terlunasi maka dengan sendirinya akan tercapai kesempurnaan Buddha-Bodhisatva.



***




No comments:

Post a Comment