Hi guys, Selamat malam semuanya ^^ Thanks bgt ya buat kebersamaannya sampe saat ini , kita bertemu kembali di blog ini yang khusus memuat hal-hal seputar religi.
Namun kali ini, saya ingin menambahkan sepasang Label yang benar-benar berbeda dan unik dari sebelumnya, yaitu ," Fairytale Corner " dan " Et Naturae Physicae ".
Fairytale Corner, memuat aneka cerita ( seperti dongeng, legenda, fabel, mitos ) yang berasal dari berbagai belahan dunia dan ditulis oleh para penulis yang terkenal, salah satunya adalah Hans Christian Anderson yang populer lewat karyanya dan dijuluki sebagai," Bapak Dongeng Dunia."
Sedangkan Et Naturae Physicae, berisikan beragam hal yang menjelaskan hubungan antara science dengan aneka fenomena alam yang unik dan sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari . Contohnya; " sebab kunang-kunang bisa mengeluarkan cahaya ?" dan ada juga," Kisah Blue Moon dan Bulan Berwarna Biru ". dll.
Nah penasaran kan, Ok lha, let's check it out .....^^
Pohon Tsubaki Berusia 88000 Tahun
Pada
zaman dahulu kala, seorang dewa yang menguasai wilayah Kazusa, Shimousa dan
wilayah sekitarnya (sekarang Prefektur Chiba), menanam sebutir benih pohon
tsubaki. Benih itu kecil sekali, hingga kalau saja ada angin berhembus, meski
tak kencang, pasti akan terbawa terbang. Karena tumbuh di daerah yang subur,
maka benih tersebut tumbuh menjadi tunas dan lambat laun menjadi sebuah pohon
yang besar.
Sampai
pada suatu hari, entah dari mana asalnya dan sejak kapan datangnya, tiba-tba
saja di atas pohon tersebut telah tinggal seorang raksasa yang jahat.
Keberadaan raksasa jahat tersebut membuat penduduk ketakutan. Jika malam tiba,
suara tawa raksasa yang menyeramkan tersebut membahana, terbawa oleh hembusan
angin hingga berpuluh-puluh kilometer. Mendengarkan suaranya saja anak-anak
kecil akan menangis ketakutan dan burung-burung yang sedang bertengger di atas
pohon akan menjadi kaku dan jatuh ke tanah. Gerakannya saja bisa membuat angin
kencang yang siap memporak-porandakan atap rumah para penduduk. Bau nafasnya
bisa membuat tanaman layu dan mati. Binatang ternak dan bahkan manusia
sekalipun bisa dibuatnya pingsan. Keberadaan raksasa jahat itu telah membuat
penduduk desa sangat ketakutan dan tidak berani keluar rumah. Akibatnya banyak
lahan pertanian yang terbengkelai dan binatang ternak tidak mendapatkan makanan
yang cukup.
Kejadian ini
membuat dewa-dewa di kerajaan langit sedih dan marah. Mereka akhirnya mengutus
puluhan ribu bala tentara untuk mengusir raksasa jahat tersebut. Bala
tentara tersebut diperintahkan untuk mengepung pohon tsubaki tersebut dari
bawah. Mereka berteriak ramai-ramai sambil mengacung-acungkan tombak maupun
pedangnya. Beberapa pasukan panah juga telah melepaskan anak panahnya ke atas
pohon. Tentu saja hal ini membuat sang raksasa terkejut bukan kepalang. Melihat
dirinya sudah dikepung dari seluruh penjuru mata angin, ia jadi marah. Ia lalu
menggoyang-goyangkan pohon itu dari atas.
Goyangan
pohon yang keras tersebut menimbulkan bunyi gemuruh dan gempa yang dahsyat di
atas tanah. Para prajurit pun lari tunggang langgang dibuatnya. Namun, bukan
itu saja yang dilakukan oleh sang raksasa. Ia kemudian melompat turun ke tanah
hingga menimbulkan bunyi bedebam yang luar biasa kerasnya. Bumm! Ia lalu
memeluk batang pohon tsubaki yang besar tersebut. Dengan sekuat tenaga ia lalu
mencabut pohon tersebut dan melemparkannya ke arah laut. Ketika pohon tersebut
tercebur ke laut, percikan air laut naik sangat tinggi dan jatuh kembali
seperti air terjun yang deras, sebagian percikan tersebut jatuh kembali ke laut
dan sebagian lagi membanjiri ketiga desa tempat asal pohon tsubaki tersebut.
Sang raksasa lalu melompat ke atas batang pohon yang mengambang di laut itu dan
pergi entah kemana.
Sementara
itu banjir besar yang melanda tiga desa itu akhirnya surut. Airnya tertampung
di lubang bekas tercabutnya pohon tsubaki hingga membentuk sebuah danau yang lebar.
Sang raksasa yang pergi itu tidak pernah kembali lagi, dan kehidupan desa
tersebut berangsur-angsur tenang kembali. Oleh penduduk desa, danau baru
tersebut diberi nama Danau Tsubaki.
Beribu-ribu
tahun setelah kejadian itu, tepatnya ketika Zaman Edo, datanglah seorang
saudagar yang bernama Shiraishi Jiroemon. Saudagar itu ingin membuka lahan
pertanian di daerah tersebut. Namun, karena ada danau yang luas, maka ia
memerintahkan para pekerjanya untuk menguras danau tersebut dan membuangnya ke
laut. Daerah bekas danau tersebut akhirnya kering dan mulailah dibuka lahan
pertanian yang luas. Daerah tersebut kini bernama Higata. Karena kesuburan
tanahnya, daerah Higata banyak ditumbuhi pohon tsubaki. Saat musim semi tiba,
daerah tersebut berubah menjadi merah laksana bunga pohon tsubaki yang berusia
88000 tahun.
***
Judul asli: Hachiman
Hassen no Tsubaki yang berasal dari Prefektur Chiba.
Source : dongengjepang.wordpress.com
No comments:
Post a Comment