May 6, 2013

~ Konsep Hidup Baru ~


Konsep Hidup Baru
Sejarah umat manusia adalah serangkaian catatan konsep dan pandangan hidup yang keliru. Konsep dan pandangan yang menolak kemuliaan harkat manusia, namun menjunjung tinggi kuasa (power) dan kepemilikan ( belonging ). Kuasa dan kepemilikan dipandang sejuta kali lebih berharga dan bernilai dari harkat diri dan hidup manusia sendiri! Kuasa dan kepemilikan menjadi segala-galanya. Tanpa kuasa dan kepemilikan hidup dan diri ini menjadi seperti rumput atau butiran pasir yang tidak bernilai apa pun. Akibat konsep hidup yang keliru ini, sejarah manusia pun menjadi catatan panjang tentang perbuatan dan pertikaian akan kuasa dan kepemilikan.
Manusia tidak menyadari harkat kemanusiaannya memiliki nilai tidak terhingga,yang kemuliaannya jauh diatas segala kedudukan, jabatan dan harta benda. Akibat ketidak-tahuan ini manusia terus merasakan kekurangan, kemiskinan, kehinaan serta kehampaan dalam diri dan hidupnya. Untuk mengatasi kehampaan dan kesepian, manusia pun terus mencari dan mengumpulkan segala sesuatu untuk dimiliki. Mencari nama, harga diri, pengakuan, jabatan, wewenang, kekayaan dan sebagainya untuk meninggikan harkat hidupnya. Dengan kekayaan berlimpah manusia berusaha meyakini dirinya bahwa hidupnya berkepenuhan. Dengan kedudukan dan jabatan yang tinggi, manusia berupaya memastikan kalau hidupnya mulia. Namun kenyataannya semakin besar kuasa dan kepemilikan yang dicapai, semakin jauh manusia kehilangan kemuliaan kodrati dirinya. Manusia menjadi semakin papa dan hina.
Konsep Hidup baru mengajarkan manusia untuk mengakui dan menerima harkat diri dan hidupnya yang mulia tak terhingga. Konsep hidup yang menjadikan kemanusiaan sebagai pokok dan landasan utama . Rabalah wajah Anda dan sadarilah inilah diri Anda dan bahwa di dunia ini diri Andalah yang paling berharga dan mulia ! Jadilah pemain utama dan tuan bagi diri Anda, bukan menjadi budak dalam hidup ini !

Pembuat Harga dan Penentu Nilai
Perak, emas dan berlian tidak pernah member nilai apa pun pada diri mereka. Adalah manusia yang memberi nilai berharga pada perak,emas dan berlian serta semua ratna mutu manikam, dan memberi nilai tidak berharga pada batu, kerikil dan pasir. Seyogyanya manusialah yang menjadi tuan bagi hidupnya bukan menjadi budak bagi emas dan berlian. Manusialah yang memberi nilai pada batu berlian dan batu krikil bukan sebaliknya berlian atau krikil yang memberi nilai bahkan status dan kedudukan pada manusia !
Sebelum Barat memasuki Afrika, saudara kita di Afrika tidak punya konsep “berlian”. Bagi mereka batu dan berlian sama adalah batu alam, bedanya yang terakhir sedikit lebih bercahaya namun mereka tidak mempermasalahkan perbedaan keduanya. Tujuan hidup bukan untuk mengumpulkan yang bercahaya itu. Namun begitu Barat masuk Arika, semuanya jadi berubah total. Di mata orang barat berlian tidak ternilai! Berlian lebih berharga dari segalanya bahkan dari manusia sendiri. Akibat konsep hidup barat, warga Afrika pun bertikai untuk memperebutkan batu berlian ! Ironis sekali. Adalah manusia yang member nilai”berharga” pada batu berlian yang tadinya berserakan bersama batu kerikil lainnya, namun akhirnya manusia malah menjadi budak batu berlian. Suka-duka, hidup-mati dan hina-mulia manusia menjadi dari, oleh dan untuk batu berlian. Dimanakah nilai harkat manusia ?

Pemain Utama
Harta benda, jabatan dan pengetahuan hanyalah pemeran pembantu, pemain utama adala manusia sendiri ! Kekayaan dan jabatan hanyalah objek  pelengkap, alat atau perkakas mati, yang tidak dapat bekerja sendiri. Mereka menunggu kehadiran manusia untuk mengatur, memakai,menggunakan atau memanfaatkannya. Manusialah sang pemain utama ! Semua alat menjadi bermakna karena ada manusia. Tanpa manusia, semua harta benda, kekayaan dan jabatan menjadi benda mati, tanpa manfaat dan makna apa pun. Apalah arti permukaan bumi yang penuh dengan bongkahan perak, emas dan berlian bila tidak ada manusia ?
Adalah manusia yang mengurus dunia dengan segala isinya, bukan dunia yang mengurus manusia. Manusialah yang bertanggung jawab atas segala perasalahan hidup bukan hidup yang bertanggung jawab pada manusia. Manusialah yang menjadi empunya jabatan dan kekayaan dengan memanfaatkannya demi kebahagiaan dan kebaikan sesama manusia , bukan sebaliknya pangkat dan kekayan yang menjadi tuannya manusia yang kemudian mendorongnya untuk saling bertikai, saling menindas dan menghancurkan.

Harkat Manusia Itulah Kemuliaan yang Sesungguhnya
Dalam jagat raya, manusialah yang paling berharga dan mulia. Jika kita semua dapat menginsafi harkat kemanusiaan yang tidak ternilai, dunia akan dipenuhi kebahagiaan, sukacita dan kegembiraan. Sekali pun hidup dalam kemiskinan, tanpa pengetahuan dan kepintaran, tidak akan menjadi minder dan pesimis, hidup tetap penuh dengan kepercayaan diri, bahagia, mulia, terhormat dan berwibawa, sebab kemiskinan tidak mengurangi serambut pun kemuliaan harkat hidup sebagai manusia.
Sekalipun hidup kaya berlimpah dengan kuasa yang besar, tidak akan menjadi sombong dan takabur; tetap rendah hati dan penuh kasih, memanfaatkan kuasa dan kekayaan yang dimiliki untuk kebaikan dan kebahagiaan sesama . Mengapa tidak sombong ? Sebab harkat manusia sendiri sudah adalah yang termulia, yang melampaui nilai kekayaan dan jabatan apapun. Dibandingkan dengan harkat manusia, semua kekayaan dan jabatan menjadi kecil dan lumrah….tidak ada yang perlu disombongkan.
Seorang raja dan seorang rakyat jelata, seorang kaya nomor satu di dunia dan seorang petani miskin, dalam harkat kemanusiaannya adalah sama mulianya. Kondisi hidup boleh berbeda, kaya-miskin, mulia-jelata, berpendidikan dan buta huruf, cantik dan jelek, boleh berbeda satu sama lain namun harkat manusia adalah sama mulia !
Inilah konsep hidup yang harus kita anut bersama, niscaya kita semua akan hidup bahagia, percaya diri, terhormat dan berwibawa. Kita semua harus bersyukur dengan hidup yang diberikan Tuhan. Tiada sesuatu apa pun yang lebih bernilai dari harkat hidup yang diberikan Tuhan !
Jika Anda merasa minder karena kemiskinan, merasa hina karena jelata, Anda telah menghina anugerah Tuhan yang tidak ternilai.
Oleh : Yang Arya Maha Sesepuh Wang
Dicatat oleh Cold Mountain
***





No comments:

Post a Comment